"Wahai orang yang beriman, diwajibkan atasmu ber-puasa sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelummu, agar engkau menjadi orang yang bertakwa." (Al-Baqarah 183).
Puasa ialah ibadah, orang yang beribadah ia-lah orang yang sedang mengabdi kepada Allah. Orang yang mengabdi ini disebut abdi-Nya. Abdi kalau dia sendiri dan ibadi kalau dia banyak atau jamak. Ibadi adalah panggilan kesayangan dari Khalik kepada makhluk yang dicintai-Nya. Ibadi adalah panggilan Allah sebagai pernyataan kasih-Nya yang luhur dan dalam, kepada hamba yang dekat-Nya. Kepada hamba-Nya yang sedang berbakti kepada-Nya, kepada hamba-Nya yang sedang beribadah kepada-Nya.
Puasa ialah ibadah, selama sebulan orang ber-puasa diawali dengan 1 Ramadhan, diakhiri dengan 1 Syawal. Artinya selama sebulan penuh orang beribadah. Puasa sama seperti ibadah yang lain mempunyai rukun dan syarat-syarat serta ada hal-hal yang membatalkannya. Seperti ibadah shalat di awali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Selama shalat kita tak boleh bicara dengan orang lain, nanti shalatnya tidak syah atau batal dan banyak ketentuan lain. Hal ini juga berlaku pada ibadah puasa.
Selama sebulan penuh dia beribadah, selama sebulan penuh dia mengabdi siang ataupun malam, selama sebulan penuh dia menjadi Hamba-Nya yang patuh. Karena selama sebulan itu dia sedang beri-badah, tentu tidak mungkin orang yang sedang beribadah ini berdusta, tidak mungkin meminum
minuman keras, tak mungkin dia menanda tangani kwitansi yang tak sesuai dengan yang sebenarnya, karena apa ? Karena ia sedang beribadah, karena ia sedang mengabdi. Jalannya terpimpin, dia berjalan pada garis yang lurus dan yang benar. Kalau ada godaan dari iblis yang mengajaknya untuk marah, untuk berbohong untuk korupsi, langsung dijawabnya :"Ana saim" saya sedang puasa, saya sedang beribadah, saya ingin dipanggil sebagai ibadi.
Siapakah yang berhak dipanggil sebagai ibadi, ibadullah, ibadurrahman ?
Ialah orang yang mengabdi kepada Allah. Di dalam Al Quran banyak disebut kata-kata ibadi ini :"Wahai jiwa yang tenang dan tentram, kembalilah pada Tuhanmu dalam keadaan redha dan diredhai. Masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah kedalam syorga-Ku." Disini terlihat orang yang bisa masuk golongan hamba Allah itu adalah orang-orang yang dapat menaklukan nafsu amarah dan nafsu lawwamahnya menjadi nafsu mutmainnah, nafsu yang tenang dan tentram, yang tidak tergoda dan tidak ternoda. Dengan ibadah puasalah orang dapat mengasah dan merobah, kalau tadinya dalam dirinya bersarang nafsu amarah dan lawwamah dapat dikendalikannya menjadi nafsu mutmainnah. Semua kita mendambakan agar diwaktu pulang mengha-dap-Nya dipanggil dan panggilan ya ayyatuhai nafsu mutmainnnah, wahai jiwa yang tenang dan tentram. Terlihat disini bahwa ibadi itu dijamin akan masuk syorga bersama golongan hamba-hamba-Nya.
Apalagi syarat untuk menjadi ibadi ? Disebut oleh Allah yang hamba-hamba-Ku itu, dia tidak sombong kalau berjalan dipermukaan bumi dan dia akan merendahkan suara kalau berbicara. Jelas kalau ada orang yang sombong, pongah dan takabur, suka meninggi dan memandang orang lain dengan pandangan rendah, jangan diharap untuk bisa menjadi hamba-Nya.
Syarat lain ialah, yang hamba-hamba-Ku, kata Tuhan ialah orang-orang yang mencintai-Ku dan mencintai segalanya, dia lebih mendahului kehendak-Ku dari kehendak yang lain. Kalau orang lebih tunduk kepada perintah hawa nafsunya berarti dia diperbudak hawa nafsunya, bukan mengabdi kepada Allah. Tolok ukurnya, bila dalam satu keadaan bertemu ke-hendak Allah dan kehendak hawa nafsu, mana yang didahulukannya ? Kalau dia mendahulukan hawa nafsu, berarti nafsu didepan sekali, dia dibelakang nafsu dan Allah dibelakangnya. Tapi kalau dia mendahulukan kehendak Allah, maka Allah didepan, dia menggikuti Allah dan hawa nafsu mengikuti dia, inilah yang 'ibadi.
Keuntungan apa yang diperoleh kalau sudah menjadi 'ibadi ? Pertama, setiap orang yang shalat selalu mendoakannya Assalamu'alaina wa'ala 'ibadi-lahishalihin. Setiap detik dan setiap saat ada saja orang di atas dunia ini yang sedang shalat, begitupun di Masjidil haram dan setiap itu pula doa dilafaskan untuk semua 'ibadi.
Kedua iblis tidak sanggup menggoda 'ibadi. Tatkala iblis tercampak dari syorga, dia dendam kepada manusia, dia mohon kepada Allah agar di-zinkan untuk menggoda Adam dan anak cucunya sampai hari kiamat agar sama-sama masuk neraka. Permohon-an itu dikabulkan oleh Allah, kamu boleh menggoda semua manusia, tapi ingat kata Tuhan :"Inna 'ibadi laisalaka alaihim sulthan." sesungguhnya yang hamba-hambaKu tiada kekuatan bagimu untuk mengodanya. Karena apa ? Karena ia sedang mengabdi pada-Ku, karena ia sedang beribadah, karena ia sedang berpuasa. Sehingga dibulan Ramadhan
itu iblis terbelenggu tangannya, karena ia tidak bisa menggoda orang yang sedang berpuasa, pintu syorga dibuka selebar-lebarnya. Karena dijamin oleh Allah yang 'ibadinya tempatnya di Syorga.
Semoga kita terkelompok dalam golongan 'Ibadi. Semoga puasa yang telah jalankan dengan penuh ke imanan dan penuh perhitungan membuahkan hasil. Berhasil menjadi hamba_Nya berhasil menjadi "Ibadi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar