Jumat, 19 Maret 2010

PERGERAKAN MAHASISWA MUSLIMAH: DARI MANA MAU KE MANA ?

Oleh : Sri Utami

Pendahuluan
Gerakan mahasiswa Indonesia mencatat tinta emas pada akhir abad 20 di mana berkat kegigihan perjuangan mahasiswa, akhirnya rezim otoriter Soeharto tumbang setelah mencengkeram Indonesia selama tidak kurang dari 32 tahun. Setelah itu pun, gerakan mahasiswa kembali menunjukkan kekuatannya dengan mengoreksi secara maksimal pemerintahan Gus Dur, bahkan sampai saat ini masih tetap menunjukkan.


Di beberapa negara, gerakan mahasiswa menjadi pembuka lembaran baru kehidupan bangsa seperti di China, Turki, Iran, Mesir, Korea, Filipina, dan lain-lain. Hal ini karena harapan dan amanah yang tertumpu pada mereka. Al Quran secara khusus menyebut masa muda ini dan memuji manuver pemuda Ibrahim as, Ashabul Kahfi, Musa as, dll. Dalam khasanah peradaban Islam, diketahui peran yang sangat signifikan dari para pemuda yang sangat berarti bagi terbangunnya pondasi yang kokoh bagi bangunan Islam seperti Ali bin Abi Thalib, Mushab bin Umair, Sa’ad bin Muadz, dll. Demikian pula sumbangan dari kalangan wanita, ada tokoh muda seperti Ummu Kultsum, Aisyah ra, dll. Seorang tokoh pergerakan Islam kotemporer Hasan Al Banna bahkan secara khusus menyelipkan satu risalah spesial untuk pemuda dan mahasiswa. Sejarah kita juga mencatat kongres wanita Indonesia yang digerakkan oleh para aktivis wanita.

Lalu dalam peta pergerakan mahasiswa Indonesia, di manakah peran mahasiswa muslimah? Peran mahasiswa muslimah tidak mungkin dipisahkan dari gerakan mahasiswa secara keseluruhan. Karena dalam pergerakan mahasiswa Indonesia kerja sama yang solid tampak mewarnai dinamika yang ada. Dengan sekilas pandang saja, asumsi ini langsung dapat pembenarannya, karena dari denyut pergerakan di berbagai universitas di Indonesia, “Gerak” mahasiswa muslimah sudah langsung dapat terlihat. Di sebagian besar universitas baik yang negeri maupun swasta, aktivis muslimah mewarnai berbagai kegiatan baik kegiatan umum, keilmuan, maupun kegiatan keislaman. Kegiatan turun ke jalan juga marak diramaikan oleh aktivis mahasiswi muslimah.

Namun demikian, berbagai manuver tersebut mungkin sudah saatnya untuk dibuatkan beberapa catatan kritis untuk dievaluasi, seperti yang hari ini dilakukan oleh Badan Khusus Muslimah KAMMI. Sejauh mana gerakan mahasiswa muslimah memberikan kontribusi bagi perbaikan bangsa?

Agenda Permasalahan Bangsa:
• Korupsi dan penyelewengan
• Kemiskinan
• Pendidikan dan rendahnya kualitas SDM
• Pengangguran dan terbatasnya lapangan pekerjaan
• Kesehatan
• Ketergantungan pada kekuatan asing
• Merosotnya moralitas dan penetrasi budaya destruktif

Peran Mahasiswa Muslimah:
• Pemberdayaan masyarakat melalu penyadaran hak dan kewajiban
• Mengokohkan kekuatan sebagai pressure power
• Transformator aspirasi rakyat
• Mengontrol pemerintahan dalam mewujudkan clean and good government
• Bersiap untuk menjadi iron stock, pelanjut tongkat estafet
• Pemeran model, contoh teladan
• Idealisme sebagai ibu pelahir generasi berkualitas

Agenda Pemberdayaan Perempuan:
• Peningkatan kualitas hidup masyarakat khususnya perempuan : kesejahteraan, pendidikan, moralitas, partisipasi dalam pembangunan baik sosial, politik, dan budaya yang konstruktif.
• Permasalahan “khas perempuan” seharusnya dipandang sebagai masalah kemanusiaan sehingga tidak hanya kaum perempuan saja yang tergerak untuk menyelesaikannya.
• Permasalahan khusus perempuan seperti kekerasan, women and children trafficting, dll merupakan implikasi permasalahan lain yang semakin mendasar : pendidikan, kemiskinan, moralitas.

Strategi :
• Peneguhan idealisme: bahwa hanya Islamlah satu-satunya the final solution, untuk itu mahasiswi muslimah tidak akan pernah berhenti menggali khasanah kekayaan Islam sebagai way of life.
• Visi yang jauh kedepan : QS 9:71 : misi; tujuan; sasaran
• Manajeman organisasi yang rapi
• Disiplin komitmen yang tinggi terhadap gerakan
• Soliditas aktivis lokal, regional, network sesama aktivis muslim
• Libatkan mahasiswa lain, jangan eksklusif, gaul, inklusif, terbuka,simpatik, supel
• Inovatif, kreatif dan atraktif dalam penyajikan issue agar pesan dapat diterima masyarakat dan melahirkan dukungan yang lebih luas
• Bangun kerjasama dengan kekuatan lain: gerakan mahasiswa lain, LSM, kekuatan lain : media, kelompok masyarakat, pengusaha dll dengan menjaga independensi (kajian sumber daya)
• Fokus gerakan : issue besar kita, pendidikan dan moral

Catatan kecil :
- Meningkatkan kepercayaan diri (pe-de)
- Miskin tokoh muslimah
- Tidak latah, issue tidak sektoral, pandai mengemas issue, vokal
- Tampilan fisik
- Prestasi vs aktivitas
- Pasca kuliah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar