Jumat, 19 Maret 2010

Paradigma Kritis Gerakan Muslimah dalam Upaya Penguatan Masyarakat Sipil

Oleh: Sri Rahayu

WILAYAH PERHATIAN KRITIS:
Dalam KONSTEKTUALISASI GERAKAN MUSLIMAH

KOMPETENSI KRITIS:
o KONSEP DIRI
Merupakan hal yang paling utama dan harus terus dijaga kualitasnya, dan kemudian bagaimana kita menjadikannya sebagai modal untuk memperkaya diri kita.

o ORGANISASI DAN JARINGAN
Dalam membentuk suatu organisasi, kita harus memiliki konsep yang matang. Segala sesuatunya harus dirancang minimal untuk kebutuhan 10 tahun mendatang.
Jangan membuat organisasi yang tidak memiliki kedudukan yang jelas.

o KONSEP-KONSEP SOSIAL POLITIK EKONOMI

o LOKALITAS
Suatu lembaga harus memiliki ruang atau wilayah kerja definitif karena tendensi masyarakat pada saat ini yang mengharapkan solusi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

o SIKLUS PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Dalam perkembangan selanjutnya, kita tidak boleh menerima feedback atau masukan secara anarki. Selain itu, kita juga harus mau melakukan pembenahan.

MASYARAKAT SIPIL
o POTENSI MASALAH
 Perpecahan dan disintegrasi
Disintegrasi yang timbul dalam masyarakat sipil dapat diakibatkan oleh berbagai benturan kepentingan.

 Tirani sipil
Tirani sipil adalah mereka yang suka memaksakan kehendak, dan tidak membuka peluang untuk menerima pendapat orang lain.
 Remote control imperialism

Adalah suatu rekayasa sospol yang membuat suatu negara berkuasa atas negara yang lain. Metode ini digunakan untuk melemahkan kekuatan pertahanan negeri muslim, dan patut diwaspadai.

o TENDENSI GHAZWUL FIKRI
 Setting dinamika sospol ke arah ‘kegagalan demokrasi’ Barat

o PELUANG TAKTIS
 Pemberdayaan politik masyarakat
 Pemerataan dinamika sospol
 Anti represif
 Kritisisme dan audit publik
 Advokasi masyarakat grassroot dan marjinal

o PELUANG STRATEGIS
 Mobilitas vertikal dan horisontal dakwah
 Partisipasi dalam kebijakan publik
 Legitimasi sosial politik dakwah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar