Allah ‘Azza wajalla menciptakan:
1. manusia dari tanah (15:26)
2. jin dari api (15:27)
3. malaikat dari cahaya
Sabda Rasulullah SAW:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari nyala api, sedang Adam (manusia) diciptakan dari tanah sebagaimana diceritakan kepadamu (oleh firman Allah).” (HR. Muslim) [Ibnu Katsier III/378-379, IV/516-517]
Manusia bisa muslim dan bisa kafir (64:2), jin juga demikian (72:11 dan 14), sedangkan malaikat sepenuhnya (mutlak) taat kepada Allah (66:6).
Manusia kafir + jin kafir + Iblis = setan (114:6) dan Iblis adalah pimpinan syaitan (Tafsir Ibu Katsier [TIK] I/88). Secara bahasa setan berasal dari syathana yang berarti jauh (karena tabiatnya jauh dari tabiat manusia dan kelakuannya jauh dari kebaikan) dan syaatha yang berari terbakar (karena berasal dari api). Sedangkan menurut istilah setan adalah setiap makhluk yang menentang dan menlanggar tuntunan para Nabi seperti dalam surat 6: 112 (Ibnu Katsier I/14-15).
Jadi Partai Setan adalah kelompok setan yang dipimpin oleh Iblis. Iblis telah mengumumkan perang terhadap manusia (7:16-17), sehingga kita harus waspada (35:6). Ingat, serangan yang dilancarkan oleh partai setan dari berbagai penjuru:
• depan, meragukan tentang akhirat (Ibnu Abbas), memberitahu tidak mungkin ada kebangkitan, surga dan neraka (Qatadah)
• belakang, merangsang kepada cinta dunia (Ibnu Abbas), memperhias dunia dan mendorong ke sana (Qatadah)
• kanan, meragukan perintah agama (Ibnu Abbas), memperlambat untuk melakukan kebaikan (Qatadah)
• kiri, merangsang berbuat dosa/ma’siyat (Ibnu Abbas dan Qatadah)
(Ibnu Katsier III/381-382)
WAJIB mengetahui ciri-ciri dan langkah-langkah mereka
Apa ciri-ciri partai setan (‘alaamatu hizbisy-syaithaan)? Ciri-cirinya ada 2:
1. dikuasai setan (istahwadza ‘alaihimusy-syaithaan)
2. melupakan dzikir kepada Allah (ansaahum dzikrallaahi)
pikiran, mentalitas, konsep, amal dan manhajnya dikuasai setan dan jauh dari Allah. Kelompok seperti ini biasanya tidak rela manusia menjadi baik (menjadi baik karena telah dicelup dengan celupan Allah, 2:138) sehingga senantiasa tiada henti-hentinya melakukan peperangan terhadap kebaikan.
Apa sekarang langkah-langkah yang mereka tempuh? Kita harus mengetahui ini agar tidak terjerembab ke dalam perangkap-perangkap mereka sebagaimana yang pernah ditanyakan oleh Hudzaifah bin Al Yaman dalam sebuah haditsnya yang panjang.
كان الناس يسألون رسول الله (ص) عن الخير وكنت اسأله عن الشر مخافة أن يدركني
“Orang-orang biasanya bertanya kepada Rasulullah perihal kebaikan, tapi saya bertanya kepadanya perihal keburukan karena takut hal itu menimpa diriku.”
Langkah-langkah setan adalah dengan:
1. Bisikan (waswasah)
Hakikat setan memang biasa menyelinap sambil membisikkan kejahatan dalam dada manusia secara samar dan rahasia, baik itu setan jin maupun manusia.
“Setan itu bagaikan virus dalam hati anak Adam. Jika ia dzikir kepada Allah, maka lenyaplah virus itu, tetapi jika lupa kepada Allah, menyelinap virus itu ke dalam hatinya.” (HR. Bukhari).
Dari surat an-Naas dapat dilihat bahwa was-was itu khannaas. Di satu segi bentuk ini menunjukkan keadaannya yang tersembunyi dan rahasia, menunggu kesempatan baik untuk menyelinap, menyusup atau membisikkan kejahatan. Di segi yang lain menampakkan kelemahannya menghadapi jiwa yang sadar dari orang yang telah memiliki daya tahan yang kuat untuk menghadapi segala makar setan (Fii Zhilaalil Qur’an juz 30).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Seseorang itu tergantung agama temannya.”
Teman di sini bukan hanya orang, tapi juga bahan bacaan seperti buku, koran, majalah, film, dll. Ini semua bisa membisikkan pikiran dan dorongan jahat kepada kita.
Contoh: kasus jatuhnya Adam dan Hawa akibat menuruti bisikan (waswasah) dari setan. Perhatikan surat al-A’raf: 19 – 22 dan 20:117 - 121
a. Adam dan Hawa ditempatkan oleh Allah di surga dengan diberi fasilitas yang lengkap dan diberi peringatan:
b. agar tidak mendekati pohon karena nanti termasuk orang zhalim
c. “sesungguhnya ini musuhmu dan musuh istrimu”
d. Segeralah setan memberikan waswas (bisikan):
e. Tujuan: membuka aurat
f. Isi bisikan (dengan ungkapan yang mempesona tapi menipu atau memutarbalikkan fakta):
• Larangan itu bertujuan supaya Adam dan Hawa tidak jadi malaikat dan tidak bisa kekal di surga
• Bersumpah bahwa apa yang dilakukannya itu hanya sekedar memberi nasihat
• Bujukan untuk memakan buah terlarang yang diberi nama oleh setan “pohon khuldi” (pohon keabadian)
Bisikan pada rejim Gus Dur ini sangat populer. Dampaknya: negara berantakan.
2. Membuat lupa (insaa’)
Yang dibuat lupa oleh setan tentu hal yang baik-baik:
• Lupa Allah, Rasul dan jihad
• Ilmu yang sudah dipelajari sehingga melakukan maksiat padahal tahu bahwa itu dosa meski nantinya ingat lagi (4: 17 saat orang berbuat dosa ilmunya hilang, di ayat itu disebut bijahaalah karena kejahilan [kebodohan])
• Nabi Musa sudah diberi petunjuk tempat beliau ketemu Hidzir, tapi lupa (18:63)
• Nabi Yusuf menitipkan pesan kepada teman setahanannya yang dibebaskan tapi setan membuatnya lupa (12:42)
• Nabi Adam sudah diberi peringatan dengan gambling tapi lupa karena kurang serius (walam najid lahuu ‘azmaa)
Renungkan surat al-Maidah 49 dan 50: di awal ayat 49 Allah memerintahkan untuk berhukum kepada hokum Allah, tapi di akhir ayat ini Allah mengomentari “dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang berbuat fasik”, lalu disambungkan dengan “apakah hokum Jahiliyah yang mereka kehendaki?”. Kefasikan (perbuatan dosa) mengakibatkan kita lupa akan ilmu yang kita pelajari bahkan bisa cenderung kepada yang jahiliyah.
3. Memanjangkan angan-angan (tamanniyah)
Salah satu yang bisa membuat kita tetap berada di garis istiqomah adalah selalu mengingat mati. Rasul bersabda (RS I/482): “perbanyaklah kamu mengingat kejadian yang akan menghancurkan segala kelezatan, yakni mati.” Tapi setan tidak mau kita seperti itu didorong untuk selalu berangan-angan kosong.
4: 119 walaumanniyannahum = dan aku akan membangkitkan angan-angan kosong
Sabda Rasul (RS I/482):
“Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah SAW membuat gambar segiempat dan di tengah-tengahnya ada garis lurus memanjang hingga keluar garis kotak, dan di samping garis tengah itu ada garis-garis kecil. Lalu Nabi SAW menerangkan, ‘Ini manusia, dan garis persegi itu kurungan ajalnya, sedang garis panjang yang keluar dari batas itu adalah angan-angannya, dan garis-garis kecil itu adalah gangguan-gangguan yang selalu menghinggapi manusia, maka bila ia selamat dari yang pertama, mgunkin terkena yang kedua, jika ia terhindar dari yang satu terkena yang lainnya.” (HR. Bukhori).
Contoh:
• Orang ketagihan untuk berjudi karena berangan-angan kelak jadi kaya tanpa harus kerja keras.
• Isu “Ratu Adil” selalu dihidupkan untuk mematikan api jihad. Tidak perlu repot-repot berjihad, kita tunggu saja kedatangan ratu adil yang akan membela kita.
• Orang mendatangi dukun atau kuburan keramat untuk minta sesuatu karena angan-angan yang dibangkitkan oleh setan bahwa itu adalah jalan terbaik
• Lagu-lagu, sinetron, cerpen, novel, puisi banyak berisi angan-angan yang menyesatkan. Perhatikan surat asy-Syu’araa (26): 224 – 227.
• Sebagian besar umat Islam kena penyakit Yahudi: tidak mengetahui al-Qur’an kecuali angan-angan (2: 78)
4. Memperindah dosa (tazyiin)
Tahapan dosa jadi indah dan ni’mat: pertama berbuat dosa, menyesal bukan main. Kalau tidak segera bertaubat, lalu berbuat untuk yang kedua, kadar penyesalannya mulai berkurang, berbuat yang ketiga dan seterusnya, kadar penyesalan juga terus berkurang yang akhirnya bahkan menjadi kebiasaan, dianggap sesuatu yang indah dan dini’mati perbuatan dosa itu.
Sabda Rasul (TIK 8/294 – 295):
“Sesungguhnya seorang hamba jika berbuat dosa berbintik hitam dalam hatinya, maka jika ia tobat kembali licin mengkilat dan bila menambah dosa bertambah pula bintik hitamnya, dan itulah yang disebut oleh Allah ‘arraan’.” Nabi membaca surat al-Muthaffifiin: 14.
Beberapa ayat yang menyebutkan masalah ini:
• 8: 48 ingatlah ketika setan memperindah perbuatan mereka
• 15: 39 janji setan untuk memperindah perbuatan dosa
• 18: 103-104 tersesat, tapi menganggap perbuatannya baik
• 9: 67 ciri orang munafik: memerintahkan yang mungkar dan mencegah yang ma’ruf kemungkaran menjadi komoditi yang harus semua orang memilikinya
Contoh:
• hukum di negara non-Muslim yang membolehkan abosri, homoseksual, dan lesbianisme
• penganugerahan gelar-gelar kehormatan pada artis
Bahaya memperindah dosa adalah jatuh kedalam penyembahan hawa nafsu (lihat 25:43 dan 45:23)
5. Janji-janji palsu (wa’d)
Setan selalu melakukan kampanye dan propaganda dengan janji-janji indah tapi palsu. Ketika ada yang mengatakan kepada Jamal Abdun Naser: “kok sepertinya Anda hanya memberikan janji-janji saja kepada rakyat sementara realisasinya tidak ada?” Jawabnya: “Itu yang bisa saya berikan.” Orang-orang yang mengikuti setan, ketika di akhirat nanti menagih janji kepada setan, setan akan memungkirinya.
14: 22 kata setan:
• Allah sudah menjanjikan kepadamu tapi kamu ingkari
• Saya hanya menyeru saja, salah kamu sendiri mau menuruti
• Jangan kamu cerca aku, tapi cerca dirimu sendiri
• Aku tidak dapat menolongmu dan kamu juga tidak dapat menolongku
• Aku berlepas diri (bara’) terhadap perbuatanmu menyekutukan aku dengan Allah
8: 48 setan menjanjikan kemenangan, tapi setelah terjadi pertempuran di Perang Badar, setan lari dan berlepas diri (bara’)
2:166-167 tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin jahat berlepas diri kepada para pengikutnya padahal dalam rangka mendapatkan dukungan, mereka sampai mau menanggung dosa atas perbuatan yang mereka sadar bahwa itu salah (lihat 29: 12 “ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu.”)
59: 11 orang munafik mengingkari janjinya kepada orang Yahudi
8: 55-56 orang kafir tidak akan bisa menepati janjinya
Kita tidak boleh percaya terhadap janji setan dan teman-temannya. HAMAS sangat mengerti masalah ini, sehingga menolak dengan tegas perjanjian damai Yahudi dan Palestina. Tidak ada yang bisa konsisten (istiqomah) dengan janjinya kecuali orang-orang yang beriman dengan iman yang hak (benar).
6. Tipu daya (kaid)
Tipu daya yang dilancarkan oleh partai setan banyak sekali. Surat Yusuf adalah surat yang paling banyak menyebutkan masalah ini. Allah menyebutkan kata “kaid” dan turunannya sebanyak 9 kali (2 kali di 12:5, 28 sekali di 12: 33, 34, 50, 52, 76).
Tipu daya yang ada di surat Yusuf ada tiga: yang dilakukan oleh
• saudara-saudara Nabi Yusuf karena iri dan benci kepada Nabi Yusuf (12:5)
• istri raja al-‘Aziz karena cinta kepada Nabi Yusuf (12:28, 33, 34, 50, 52)
• Nabi Yusuf sendiri siasat yang diridhoi oleh Allah (12:76)
Terlihat bahwa ayat yang menyebutkan tipu daya wanita lebih banyak, karena memang tipu daya wanita adalah yang paling besar (12:28 sesungguhnya tipu daya kamu (kaum wanita) adalah besar) bahkan dibandingkan dengan tipu daya setan sendiri (4:76 sesungguhnya tipu daya setan itu lemah)
Dalam al-Qur’an Allah menyebutkan jenis-jenis tipu daya:
• tipu daya setan (4:76)
• tipu daya orang-orang kafir (8:18, 40:25)
• tipu daya para pengkhianat (12:52)
• tipu daya tukang sihir (20:69)
• tipu daya Fir’aun (40:37)
• tipu daya wanita (12:28)
Kata selain kaid yang berarti tipuan adalah khidaa’. Kaid biasanya untuk siasat jahat, sedang khidaa’ siasat dengan pura-pura baik. Kata khidaa’ digunakan untuk menggambarkan perilaku orang munafik (2:9, 4:142) dan orang kafir yang pura-pura mau damai (8:62).
7. Menghalangi jalan Allah (shadd)
Segala usaha mereka lakukan agar manusia tidak berada di jalan Allah. Misalnya dengan berbagai acara hura-hura, agar manusia tidak bisa mendengar dengan baik ayat-ayat al-Qur’an (41:26). Dana berapapun akan dikeluarkan untuk menghalangi jalan Allah (8:36).
Sikap partai setan ini menunjukkan bahwa dalam pertarungan antara hak dan batil (ash-shira’ bainal haqqi wal-baathill) mereka tidak akan pernah bersikap fair. Mereka selalu curang. Jika mau fair, serahkan saja pada masing-masing orang. Islam sendiri menegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama selama sikap shadd ini tidak ada sehingga jelas mana yang lurus (ar-rusyd) dan menyimpang (al-ghoyy) seperti pada 2:256. Juga syiar Qur’ani: bagimu agamamu dan bagiku agamaku (109:6).
Pada masa orba untuk menjadi muballigh saja harus punya SIM (surat ijin muballigh). Apalagi kalau sudah lintas propinsi, tidak diijinkan berceramah kalau tidak punya SIM. Pemberlakuan astung (asas tunggal pancasila) juga termasuk menghalangi jalan Allah. Jama’ah Al-Ikhwan Al-Muslimun di Mesir sendiri sampai sekarang masih dilarang. Sikap-sikap seperti ini persis dengan sikap fir’aun ketika menghadapi kenyataan bahwa para tukang sihirnya ternyata sadar dan beriman kepada Allah dengan mengatakan: apakah kalian berimana sebelum dapat ijin dariku? (7:123) bahkan kemudian fir’aun menuduh Nabi Musa as dan para pengikutnya sebagai pengacau.
Memang untuk menghalangi manusia dari jalan Allah, partai setan melakukan apa yang disebut sebagai “semantic game” (permainan bahasa). Gerakan Islam (harakah Islamiyah) disebut sebagai fundamentalis, radikal, ekstrim kanan, dan stereotype (julukan jelek) lainnya. Sementara gerakan kebatilan disebut dengan sebutan-sebutan indah: pembebasan atau emansipasi wanita (tahriirul mar’ah), seakan-akan Islamlah biang keladi dan pembunuh potensi wanita; disebut modern, bahkan penjajahan dibahasakan dengan al-isti’maar (pemakmuran). Tujuannya jelas: tidak sampainya kebaikan-kebaikan Islam kepada manusia. Orang-orang munafik jika diseru kepada Allah dan RasulNya, malah menghalangi orang lain untuk menyambut seruan itu (4:61).
8. Menimbulkan permusuhan (‘adaawah)
Ini kentara sekali di Timur Islami (sebutan negara-negara Islam di Timur Tengah menurut Mursyid ‘Am keempat IM, Ustadz Mushthafa Masyhur): agar Islam tidak bisa bangkit lagi, kasih virus ganas di tubuhnya sehingga lemah dan mati. Virus ganas yang dimaksud adalah Israel. Kalau kita lihat sejarah Amerika Serikat, sejak tertimpa krisis tahun 20-an, berbagai upaya dilakukan untuk mengatasinya. Tapi selalu gagal. Sampai akhirnya ditemukan formula yang mujarab: jual senjata. Tentu saja jualan ini tidak akan laku kalau tidak ada perang. Lalu diciptakanlah permusuhan. Terjadi Perang Teluk sebanyak dua kali. Yang terbesar adalah Perang Teluk II yang melibatkan sekitar 28 negara yang tergabung dalam pasukan multinasional untuk menyerang Irak. Padahal AS-lah yang mincing-mancing Irak supaya menyerobot sumur minyak di Kuwait. Setelah terpancing, malah disebarkan kasus ini.
Persatuan adalah musuh setan, karena dengan adanya persatuan setan akan sulit memangsanya. Ibarat kambing, maka serigala hanya akan memangsa kambing yang terpisah dari kumpulannya. Di dalam surat 2:102 diceritakan bagaimana setan dengan sihir melakukan permusuhan di antara suami-istri sampai akhirnya bercerai.
Untuk menghancurkan barisan Islam, mereka sering mengadu domba antar sesama aktivis. Bisa dengan cara menghambat komunikasi. Ketika aktivis Ikhwan dipenjara, mereka biasanya dipisah-pisah agar tidak terjadi komunikasi. Lalu dihembuskan berbagai cerita-cerita bohong tentang mereka: Sayyid Quthb, misalnya, dikatakan sudah mengakui kesalahannya. Di sini kita harus ingat akan pentingnya liqa’ rutin yang kontinyu. Renungkanlah ungkapan Syaikh Munir al-Ghadhban dalam Manhaj Haraki:
“Ciri khas ketujuh: Pertemuan Rutin dan Kontinyu. Pertemuan di Darul Arqam mengikat para jundi dengan qiyadah mereka, menumbuhkan rasa percaya (tsiqah) yang kuat di kalangan para kader dan jundi, dan memperkuat tekad mereka untuk melanjutkan perjalanan da’wah. Setiap shahabat yang dating ke Darul Arqam mnenceritakan pada Ikhwah dan Nabinya tentang apa yang ia alami hari ini, tentang perbincangan yang ia lakukan dan sanggahan-sanggahan yang dialaminya. Kemudian Imam para Murabbi (Nabi SAW) memberikan taujih (pengarahan) yang sesuai dengannya, memuji sikapnya, meluruskan kesalahan-kesalahannya, atau memerintahkan agar meinggalkannya.
Sesungguhnya pertemuan langsung yang terus-menerus antara qiyadah dan para jundi ini akan memadamkan api fitnah, membakar habis segala bentuk prasangka buruk, dan perkataan yang tidak baik. Pertemuan inilah yang memperkokoh barisan dalam, menjadikan “rajutannya” semakin kuat dan menyatu. Sedangkan terhentinya pertemuan dan jauhnya jarak antara qiyadah dan jundi, akan melemahkan tsiqah (rasa percaya), membuka banyak peluang negatif di dalam shaf (barisan) dan yang paling bahaya, mengakibatkan rapuhnya bangunan aqidah.” (Manhaj Haraki I/37).
Kedelapan langkah itu adalah dalam rangka:
1. Penyesatan (tadhliil) 4:117-118
Akibatnya: tersamarkannya kebenaran (ghumuudul-haq) [2:85 beriman sebagian dan kafir sebagian] sehingga terjadi campur-aduk antara kebenaran dan kebatilan (lubsul-haq bil-baathil) [2:42] bergelimpangan korban-korban penyesatan (dhohiyyatut-tadhliil) [4:137, 143, 150-151]
2. Intimidasi (takhwiif)
Akibatnya: takut syar’i kepada selain Allah
Takut ada 2:
• Thabi’i (alamiyah): takut panasnya api
• Syar’i: takut terhadap resiko perjuangan
Jika takut syar’inya bisa diatasi, maka takut thabi’inya bisa juga diatasi. Contoh: Nabi Ibrahim as ketika dibakar dan kisah ashhabul ukhdud. Tapi jika tidak bisa mengatasinya, menjadi orang hilang keberaniannya alias pengecut (al-jubnu) [5:21-22, 52] akhirnya ia akan menyembunyikan kebenaran (kitmaanul-haq) [2:159-160, 174-175] bergelimpangan korban-korban intimidasi (dhohiyyatut-takhwiif) [2:159, 174]
Korban penyesatan dan intimidasi yang menonjol adalah munculnya pribadi yang tidak lurus (syakhshiyyah ghoiri rasyiidah), yaitu pribadi yang suka berkhianat dan tidak bertanggung jawab (al-khiyaanah) (5:24), kolot (al-jumuud) (7:138), dan pengecut (al-jubnu) (5:54).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar