Agama Islam berasal dari Allah. Memahami Islam secara benar akan mengantarkan umatnya untuk mengamalkannya secara benar pula. Sekarang ini problematika umat yang mendasar yaitu ketidak fahaman terhadap Al-Islam sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu memahami “Dinnul Islam” adala suatu keharusan bagi umat Islam.
Pertama untuk memahami Islam secara benar adalah memahami makna kata ISLAM secara lughowi (bahasa). Al-Islam berasal dari akar kata salima, mengandung huruf-huruf :sin, mim dan lam. Dari ketiga huruf tersebut akan menurunkan kata-kata jadian yang kesemuanya memiliki titik temu (al-istiqo al-kabir). Dari kata salama muncul:
1. Aslama
Artinya adalah menundukan atau menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa (4) ayat 125: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan dia mengikuti agama ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.
Allah ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukannya kepada Allah yaitu orang yang menundukan wajahnya dan berarti seluruh jiwa dan raganya merupakan cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahasia kata wajah dalam al-Qur’an ialah:
a. dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia.
b. Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), artinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah.
2. Sallama
Artinya menyerahkan diri, jadi orang yang beragama Islam (muslim) adalah orang yang sacara totalitas menyerahkan dirinya hanya kepada Allah saja dan hal tersebut adalah konsekuensi logis akan keimanan dan keislaman seorang muslim. Sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an surat An Nisa (4) ayat 65 : “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya”.
3. Salaama
Artinya kesejahteraan atau keselamatan, jadi orang yang mengikuti ajaran Islam adalah orang yang selamat baik dunia maupun akhirat. Keselamatan tersebut adalah menurut Allah yaitu keselamatan dalam arti yang sebenarnya, sebagaimana firman Allah pada surat Al An’am (6) ayat 54: “Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah “Salamun ‘alaikum” , Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan diantara kamu lantaran kejahilan, kemudian bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Keselamatan dan kesejahteraan dalam Islam bukan hanya diperuntukan untuk kaum muslimin saja tetapi juga untuk umat manusia yang lainnya bahkan flora dan faunapun merasa aman. Contoh dalam suasana peperangan, pemimpin pasukan muslim ketika melepas pasukannya memberikan wasiat agar tidak membunuh orang-orang tua, wanita-wanita yang tidak ikut berperang dan anak-anak kecil serta tidak boleh merusak tempat-tempat ibadah juga tidak boleh menebang pohon-pohonan.
Sebaliknya jika manusia tidak mengamalkan Islam baik yang muslim atau bukan maka manusia dan makhluk lainnya terancam keselamatannya.
4. Siliim
Artinya kedamaian, jadi Islam mengajak umat manusia ke kehidupan yang penuh kedamaian. Allah berfirman dalam surat Al Baqorah (2) ayat 208: “Hai orang-orang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu”. Tiada kedamaian yang hakiki kecuali dalam Islam, perdamaian yang tidak berangkat dari ajaran Islam adalah semu. Oleh karena itu orang banyak tertipu dengan slogan-slogan perdamaian yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak islami. Dengan begitu ketika manusia tidak mengikuti ajaran Islam berarti dia tidak menikmati kedamaian baik dunia maupun akhirat.
Allah berfirman dalam hadist kudsi : “telah Ku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif”. Hanif ialah kecendrungan kepada kebenaran dan jauh kepada kebatilan. Tetapi mengapa manusia banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan jauh dari Allah, ini karena peran syaitan dengan langkah-langkahnya membuat manusia jauh dari Allah. Sesuai dengan firman Allah surat Al baqorah (2) ayat 208 diatas yang bermakna bagi oang-orang yang beriman yang tidak menyeluruh masuk ke dalam Islam berarti dalam perangkap syaitan dan syaitan adalah musuh manusia yang jelas.
5. Sullam
Artinya adalah tangga. Tangga bermakna bertahap, ini menggambarkan kepada manusia bahwa ajaran Islam memperhatikan apa yang disebut tadarruj (tahapan). Dicontohkan ketika Allah mengharamkan Khomer (minuman keras). Pada saat Islam turun di Mekkah perikehidupan manusianya penuh kejahiliyahan (kebodohan) dan kebiasan minum Khomer atau arak sudah menjadi tradisi, sedangkan arak tersebut adalah minuman yang merusak akal tetapi Al-Qur’an tidak langsung mengharamkan sejak awal. Banyak para sahabat nabi ketika itu termasuk Umar bin Khattab r.a suka meminum khomer walaupun sudah berislam. Setelah 13 tahun Rasulullah berdakwah, barulah turun ayat yang mengharamkan khomer dan pada saat itu banyak jalan-jalan di Madinah menjadi sungai khomer.
Dalam penciptaan bumi Allah melakukannya secara bertahap yaitu dalam 6 masa walaupun sebenarnya Allah hanya sekali saja dapat menciptakan bumi. Hal ini memberikan pelajaran bahwa munculnya sesuatu membutuhkan proses. Begitu pula didalam da’wah Islam yang merupakan kewajiban seorang muslim yang harus disampaikan kepada seluruh manusia yang prosesnya harus tadarruj.
Dengan begitu orang yang memeluk agama Islam adalah orng yang menaiki tangga menuju ketinggian martabat manusia yang akan mendapatkan kedudukan dihadapan Allah yang sangat tinggi. Ketinggian martabat Islam terletak sejauh mana seorang muslim komitmen terhadap Islam.
Makna Islam secara istilah
1. Al wahyu illahi ( Wahyu Allah)
Secara istilah Al-Islam ialah suatu ajaran dimana manusia harus tunduk pada wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi-nabinya terutama Rasulullah saw. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw jadi Islam adalah Al-Qur’an dan Al-Qur’an adalah petunjuk Allah, sesuai dengan firman-Nya: “Sungguh Al-Qur’an ini memberikan petunjuk yang lurus”. Dengan kata lain Islam itu apa yang di firman Allah dan disabdakan oleh Rasulullah saw.
2. Islam dinnul anbiya (Islam agama para nabi dan mursalin)
Islam merupakan agama para nabi mulai dari nabi Adam as. sampai nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad saw. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Qur’an, Nabi Nuh as bersabda “Dan aku diperintahkan menjadi orang-orang Islam“. Juga Nabi Ibrahim as. bersabda “Jadikanlah Ya Allah orang-orang yang beragama Islam, aku dan anakku (Ismail as.)”.
3. Islam minhajul hayat (Islam pedoman kehidupan)
Al-Minhaj wal-Manhaj at-Thorighul wadih artinya minhaj (pedoman/sistem) atau manhaj adalah jalan yang jelas. Islam adalah pedoman dalam seluruh aspek kehidupan politik, sosial dan budaya meliputi dimensi ruang dan waktu. Islam meurpakan ajaran yang universal.
Bedanya Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah yang dibawa rasul lainnya ialah bahwa Islam yang dibawa nabi yang terdahulu bersifat lokal hanya untuk kaumnya saja tetapi Islam yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw untuk seluruh manusia rahmatan lil’alamin (rahmat semesta alam), karena itu hukum Islam berlaku untuk semua baik muslim maupun non muslim.
Jika suatu negara menerapkan hukum Islam maka hukum yang berlaku bukan hanya untuk kaum muslim saja atau non muslim saja melainkan untuk seluruhnya sebagaimana yang dicontohkan pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, inilah keadilan Islam. Tidak ada pedoman hidup atau perundangan-undangan yang menandingi hukum Islam. Sebagai contoh negara Amerika Serikat pada tahun 1919 memberlakukan undang-undang yang melarang minuman keras tetapi karena sebagian besar penduduknya tidak siap maka undang-undang tersebut dicabut pada tahun 1933.
Hanya 14 tahun undang-undang pelarangan minuman keras berlaku pada saat itu hampir jutaan orang dipenjara karena melanggar undang-undang tersebut dan jutaan dollar keluar untuk mengurusi masalah tersebut, tetapi akhirnya tidak mampu mengatasi karena orang-orang Amerika Serikat tidak tunduk pada peraturan. Sedangkan hukum / undang-undang Islam dipersiapkan dahulu manusianya dengan kondisi keimanan sebagaimana saat Allah mengharamkannya khomer, jalan-jalan di Madinah dibanjiri khomer yang dibuang oleh kaum muslimin.
4. Ahkamullah fi kitabihi wa sunnaturrasulihi ( hukum Allah yang ada dalam Al Qur’an dan As Sunnah)
Islam itu adalah hukum-hukum Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Al-Hadist (Sunnah Rasul) unrtuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an agar manusia lebih memahami. Dan Al-Qur’an adalah kitab yang tranfaran yang dapat dibaca oleh setiap manusia, ini bukti bahwa seorang muslim bercermin pada pribadi Rasulullah.
5. As Sirathul Mustaqim (Jalan yang lurus)
Islam adalah jalan yang lurus. Seorang muslim ialah orang yang jalannya lurus, sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Fatihah “ Tunjukilah kami jalan yang lurus”.
6. Salaamutul dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat)
Islam adalah keselamatan dunia dan akhirat. Dicontohkan pada zaman kehidupan Rasul bersama para sahabatnya dapat disebut juga zaman kebersihan jiwa. Dikisahkan dengan seorang wanita Al-Ghomidiah yang telah ber-zina, dan dilaporkannya perbuatan tercela tersebut kepada Rasulullah saw agar dia dihukum. Tetapi tidak langsung memberlakukan hukum rajam karena teryata wanita itu dalam keadaan hamil, Rasulullah memerintahkannya agar pulang dan kembali lagi setelah melahirkan. Setelah melahirkan wanita itu datang kembali menemui Rasulullah agar segera dihukum, tetapi wanita tersebut diperintahkan pulang agar menyusui bayinya sampai cukup besar. Beberapa lama kemudian setelah 2 tahun menyusui bayinya wanita tersebut datang kepada Rasulullah, barulah Rasulullah memberlakukan hukum rajam kepada wanita Al-Ghomidiah tersebut. Kisah tersebut menunjukan bahwa wanita itu lebih takut azab Allah yang lebih dasyat daripada siksa dunia. Keselamatan dunia dan akhirat yang benar adalah menurut Allah dan Rasul-Nya. Ketika mengajak umat manusia untuk memeluk Islam berarti mengajak kepada keselamatan dunia dan akhirat.
Jihad adalah suatu keselamatan karena kalau tidak berjihad yang terjadi adalah kezholiman. Jika kezholiman berkuasa maka tidak akan menjamin adanya keselamatan dan jihad diwajibkan oleh Allah karena adanya kezholiman. Surat Al Hajj ayat 39 menjelaskan ”Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu“. Abu Bakar r.a. berwasiat “Jika suatu kaum meninggalkan jihad maka kaum tersebut akan dihinakan”.
Islam menurut lughawi (definisi)
1. Dinnul haq (Agama yang benar)
Kebenaran yang hakiki hanya datang dari Allah, bukan dari bapak-bapak atau nenek-nenek moyang manusia. Sesuai firman Allah pada surat Al Maaidah (5) ayat 104, “Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?”
Islam adalah agama yang haq (benar) maka apapun yang bertentangan dengan Islam adalah bathil. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Yunus ayat 32 “.... maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. ...”
2. Dinnullah (Agama Allah)
Islam disebut Dinnullah karena ajaran Islam berasal dari Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imran (3) ayat 19: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. ...”
3. Dinnul Islam
Kehidupan muslim harus tunduk kepada Islam. Ad-Din artinya ketundukan, ketundukan atau ketaatan seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya, hukumnya adalah mutlak .
Pemahaman Islam sesuai yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam yang Ya’lu wala yu’la alaihi ( Islam adalah tinggi dan tiada yang menandinginya ). Ketinggian umat Islam berbanding lurus dengan ketinggian Islam. Jika umat Islam berkomitmen terhadap Islam maka menjadi umat yang tinggi dan berwibawa, tetapi jika umat Islam meninggalkan Islam maka umat itu akan dihinakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar