Tahukan Anda
apa dosa pertama yang dilakukan makhluk terhadap Allah, Kholik, sang
penciptanya?
Dosa pertama
yang dilakukan makhluk Allah terhadap peciptanya, adalah dosa kesombongan atau
takabur yang diperlihatkan Iblis ketika menolak perintah Allah swt untuk sujud
kepada Nabi Adam as.
Al-Quran
menjelaskan kejadian tersebut dalam surat Al-Baqarah ayat 34,
“Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada
Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri,
dan ia termasuk golongan yang kafir”.
Lebih jelas
lagi penolakan Iblis ini, dijelaskan dalam surat al-Quran surat Shad ayat 71
sampai 76,
“(Ingatlah)
ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dari tanah”.
“Kemudian
apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku
kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya”.
“Lalu para
malaikat itu bersujud semuanya”.
“Kecuali
Iblis, ia menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir”.
“(Allah)
berfirman, “Wahai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada apa yang
telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau
kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?”
“(Iblis) berkata,
“Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia
Engkau ciptakan dari tanah”.
Jelas sekali,
kesombongan yang diperlihatkan Iblis adalah dengan mengungkit-ngungkit
asal-usul dan menunjukkan perasaan ‘lebih’ dari yang lain. “Aku diciptakan dari
api, sedangkan dia (Adam) diciptakan dari tanah”. Demikian Iblis mengungkapkan
penolakannya. Dia merasa lebih terhormat karena berasal dari api.
Dan
kesombongan yang banyak diperlihatkan manusia sekarang pun tidak jauh berbeda
dari apa yang diperlihatkan Iblis kepada Adam.
“Ente siapa
berani-berani mengkritik?”
“Jangan
melampaui para senior lah!”
"Anak
kemaren sore mau kok ngelunjak!"
Atau mungkin
tanpa kalimat-kalimat seperti itu, tapi dengan memperlihatkan simbol-simbol
status sosial seperti mobil mewah, rumah megah, jabatan tinggi, harta yang
banyak, dan lain sebagainya.
Maka tidak
heran kalau Rasulullah saw bersabda,
“Tidak akan
masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari
kesombongan.” (HR Muslim)
Sombong atau
takabur adalah penyakit hati, Rasulullah saw mendefinisikannya sebagai menolak
kebenaran dan merendahkan orang lain. Sehingga, walaupun sering dilakukan oleh
orang-orang yang punya status sosial di masyarakat, penyakit sombong juga bisa
menimpa masyarakat kalangan ‘bawah’.
Menolak
kebenaran, bisa berupa tidak mau melaksanakan sebuah kebenaran, walaupun dalam
hatinya mengakui kebenaran tersebut. Dan, Merendahkan orang lain, bisa dengan
perkataan, bisa dengan sikap, walaupun hanya berupa perubahan mimik muka.
Terkait dengan kondisi sekarang, maraknya wabah virus corona
(COVID-19). Pemerintah sudah membuat kebijakan untuk dilaksanakan seluruh
masyarakat, yaitu melakukan Social Distancing, untuk menghindari kerumunan atau
kontak dengan orang lain, untuk diam di rumah, kecuali benar-benar ada
keperluan penting dan mendesak.
Nah,
Kalau kita mengabaikan instruksi pemerintah tersebut, dengan tetap
keluar rumah walaupun tidak ada keperluan, tetap berkumpul-kumpul, bisa saja
kita telah berlaku sombong. Karena, kita telah menolak kebenaran dari instruksi
tersebut dan telah merendahkan institusi pemerintah yang sudah berpikir keras
menyelamatkan warganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar