Minggu, 05 Juli 2020

DOSA PERTAMA

Salah Satu Bukti Kesombongan Iblis | Pimpinan Cabang Pemuda ...


Tahukan Anda apa dosa pertama yang dilakukan makhluk terhadap Allah, Kholik, sang penciptanya?

Dosa pertama yang dilakukan makhluk Allah terhadap peciptanya, adalah dosa kesombongan atau takabur yang diperlihatkan Iblis ketika menolak perintah Allah swt untuk sujud kepada Nabi Adam as.


Al-Quran menjelaskan kejadian tersebut dalam surat Al-Baqarah ayat 34,
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir”.

Lebih jelas lagi penolakan Iblis ini, dijelaskan dalam surat al-Quran surat Shad ayat 71 sampai 76,
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”.
“Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya”.
“Lalu para malaikat itu bersujud semuanya”.
“Kecuali Iblis, ia menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir”.
“(Allah) berfirman, “Wahai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada apa yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?”
“(Iblis) berkata, “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”.

Jelas sekali, kesombongan yang diperlihatkan Iblis adalah dengan mengungkit-ngungkit asal-usul dan menunjukkan perasaan ‘lebih’ dari yang lain. “Aku diciptakan dari api, sedangkan dia (Adam) diciptakan dari tanah”. Demikian Iblis mengungkapkan penolakannya. Dia merasa lebih terhormat karena berasal dari api.

Dan kesombongan yang banyak diperlihatkan manusia sekarang pun tidak jauh berbeda dari apa yang diperlihatkan Iblis kepada Adam.
“Ente siapa berani-berani mengkritik?”
“Jangan melampaui para senior lah!”
"Anak kemaren sore mau kok ngelunjak!"
Atau mungkin tanpa kalimat-kalimat seperti itu, tapi dengan memperlihatkan simbol-simbol status sosial seperti mobil mewah, rumah megah, jabatan tinggi, harta yang banyak, dan lain sebagainya.

Maka tidak heran kalau Rasulullah saw bersabda,
“Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.” (HR Muslim)

Sombong atau takabur adalah penyakit hati, Rasulullah saw mendefinisikannya sebagai menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Sehingga, walaupun sering dilakukan oleh orang-orang yang punya status sosial di masyarakat, penyakit sombong juga bisa menimpa masyarakat kalangan ‘bawah’.

Menolak kebenaran, bisa berupa tidak mau melaksanakan sebuah kebenaran, walaupun dalam hatinya mengakui kebenaran tersebut. Dan, Merendahkan orang lain, bisa dengan perkataan, bisa dengan sikap, walaupun hanya berupa perubahan mimik muka.

Terkait dengan kondisi sekarang, maraknya wabah virus corona (COVID-19). Pemerintah sudah membuat kebijakan untuk dilaksanakan seluruh masyarakat, yaitu melakukan Social Distancing, untuk menghindari kerumunan atau kontak dengan orang lain, untuk diam di rumah, kecuali benar-benar ada keperluan penting dan mendesak.

Nah,
Kalau kita mengabaikan instruksi pemerintah tersebut, dengan tetap keluar rumah walaupun tidak ada keperluan, tetap berkumpul-kumpul, bisa saja kita telah berlaku sombong. Karena, kita telah menolak kebenaran dari instruksi tersebut dan telah merendahkan institusi pemerintah yang sudah berpikir keras menyelamatkan warganya.

Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar