Tulisan ini diambil dari sebuah
buku yang baru
terbit yang berjudul sama, Adam Bukan Manusia Pertama di Bumi. Entah tulisan
ini mau disebut resensi atau sinopsis dari buku itu, terserahlah, yang jelas
isi buku tersebut menginspirasi saya untuk menulis ini,
Mendobrak sesuatu yang selama ini dianggap mapan selalu
mengundang perhatian, kalau tidak menimbulkan kehebohan. Seperti buku yang saya
baca ini. Seperti kita ketahui paham atau keyakinan bahwa Adam adalah manusia
pertama di bumi sudah dipegang hampir semua manusia, tidak saja yang beragama
Islam. Saya katakana hampir semua, karena ada beberapa yang meyakini
sebaliknya, bahwa Adam itu bukan manusia pertama di bumi, tetapi sebagai
makhluk pengganti yang Allah ciptakan untuk menggantikan makhluk-makhluk
(manusia?) sebelumnya yang mendiami bumi.
Kontroversi antara Adam manusia
pertama atau bukan, menurut buku ini, dikarenakan adanya perbedaan pemahaman
terhadap empat hal. Yaitu, pertama tentang pengertian ‘khalifah’, kedua,
tentang siapa atau apa yang dimaksud oleh malaikat, yang akan merusak dan
menumpahkan darah di bumi. Ketiga, ‘surga’ yang ditempati Adam, apakah itu
surga yang akan ditempati oleh orang-orang shalih kelak? Atau surga itu hanya
nama sebuah tempat di bumi? Dan yang keempat, tentang pengertian ‘ihbithuu’
(turunlah). Keempat hal tersebut dipicu oleh perbedaan dalam menafsirkan surat
Al-Baqarah ayat ke-30 sampai ke-38.
Perbedaan mengartikan kata
Khalifah, salah satu yang menyebabkan kontroversi itu. Khalifah yang makna
asalnya ‘pengganti’ diartikan berbeda sebagai ‘pemimpin’. Sehingga otomatis
ketika Allah berfirman, “Aku akan menjadikan di bumi seorang khalifah”, ketika
kata khalifah ini diartikan pemimpin, maka dipahami bahwa Adam dijadikan oleh
Allah untuk menjadi pemimpin/pengatur/pemelihara bumi sehingga secara otomatis
dipahami bahwa Adam diciptakan pertamakali sebelum manusia-manusia yang lain.
Sementara kalau khalifah dimaknai ‘pengganti’maka Adam statusnya sebagai
pengganti, menggantikan makhluk lain (manusia?) yang sebelumnya ada di bumi.
Buku ini menarik, karena isinya
memadukan kajian ayat-ayat al-Quran dengan kajian ilmiah, terutama
temuan-temuan arkeologi. Dan ini menjawab perbedaan pendapat yang kedua, yaitu
adakah makhluk lain yang tinggal di bumi sebelum Adam. Dari temuan arkeologi
memang terbukti, bahwa Adam hidup ada di
Zaman Batu baru atau di periode kedua kehidupan manusia pra-sejarah.
Data-data temuan arkeologi yang dipaparkan di dalam buku ini, semakin
menjelaskan bahwa Adam memang bukan manusia pertama yang tinggal di bumi.
Tentang tempat dimana Adam
tinggal, ini juga sangat menarik dijelaskan di dalam buku ini. Menggunakan
perbandingan tafsir kata ‘Jannah’ yang sering diartikan sebagai surge, antar
ayat-ayat al-Quran, menghasilkan kesimpulan, bahwa ‘Jannah’ yang ditempati Adam
sebelum diusir oleh Allah, adalah nama sebuah tempat di bumi ini dan buka surga
yang Allah janjikan sebagai balasan bagi orang-orang yang bertakwa. Sehingga
dengan penjelasan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa Adam diciptakan dan
tinggal di bumi, di sebuah taman yang penuh dengan tanaman buah-buahan, sebelum
diusir keluar dari taman itu. Dan ini menjawab juga kontroversi keempat tentang
pengertian ‘ihbithu’ yang merupakan kalimat pengusiran dari Allah kepada Adam
karena melanggar laranganNya untuk memakan buah khuldi. Kata Íhbithu’ yang
seringnya diartikan ‘turunlah!’ menjadikan pemahaman seolah-olah Adam diusir
dari surga untuk turun ke bumi. Penjelasan buku ini dengan membandingkan kata
‘ihbithu’ di ayat yang lain, yang berkaitan dengan kisah nabi Musa, menegaskan
bahwa kata ‘ihbithu’ tidak selamanya diartikan ‘turunlah!’ tetapi merupakan
bentuk kemarahan Allah terhadap Adam. Dalam kasus nabi Musa, kemarahan Allah
terhadap Bani Israil, kaumnya nabi Musa.
Keempat persoalan yang menjadi
pemicu kontroversi apakah Adam manusia pertama atau bukan, dijawab dengan rinci
di buku ini. Sehingga, membaca buku ini seolah mendobrak tembok yang lama
berdiri, yang menjadikan buku ini menarik dibaca sampai akhir tanpa ada keinginan
untuk jeda, walau sebentar. Dari bab ke bab nya membuat penasaran, sebelum
sampai ke penutup yang menjadi kesimpulan buku ini. Kesimpulan yang mengagetkan
tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar