Salah satu hewan yang namanya diabadikan jadi nama surat
dalam Al-Quran adalah semut. Ada apa dengan semut? Semoga tulisan singkat ini
bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Semut dalam Al-Quran
Menggunakan QSoft v.7.0.5 kita akan mempelajari perihal
semut menurut Al-Quran. Semut atau dalam Bahasa Arab An-Naml (النَّمْلِ)
dijadikan nama surat dalam Al-Quran, yaitu surat ke-27. Kata semut (An-Naml)
dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 3 kali tapi dalam satu ayat, yaitu ayat
ke-18 surat An-Naml. Penyebutan 3 kali tersebut dalam bentuk yang berbeda,
yaitu An-Namli, Namlatun dan An-Namlu.
Ayat ke-18 surat An-Naml itu menveritakan ketika nabi
Sulaiman as. bersama pasukannya melewati sebuah lembah (lembah semut), seekor
semut memperingatkan semut-semut yang lain untuk segera memasuki sarang, karena
dikhawatirkan mereka terinjak oleh nabi Sulaiman as. dan pasukannya.
Bunyi ayatnya sebagai berikut,
حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ
نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لا يَحْطِمَنَّكُمْ
سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut
berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";
Menjelaskan ayat ini Tafsir Jalalayn menulis, “(Sehingga
apabila mereka sampai di lembah semut) yaitu di kota Thaif atau di negeri Syam;
yang dimaksud adalah semut-semut kecil dan semut-semut besar (berkatalah seekor
semut) yaitu raja semut, sewaktu melihat bala tentara Nabi Sulaiman, ("Hai
semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak)
yakni tidak terinjak-injak (oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka
tidak menyadari") semut dianggap sebagai makhluk yang dapat berbicara,
mereka melakukan pembicaraan sesama mereka.”
Sementara Quraish Shihab dalam tafsirnya (https://tafsirq.com/27-an-naml/ayat-18#tafsir-quraish-shihab)
menjelaskan, “Hingga, katika Sulaymân
dan balatentaranya tiba di lembah semut, salah seekor semut itu berkata,
"Wahai semut-semut sekalian, masuklah ke tempat persembunyian kalian, agar
tidak binasa oleh Sulaymân dan balatentaranya karena mereka tidak merasakan
keberadaan kalian!"(1).
(1) Dari ayat ini dapat dipahami bahwa semut
adalah jenis hewan yang hidup bermasyarakat dan berkelompok. Di antara hal-hal
unik yang merupakan keistimewaan hewan jenis ini, antara lain, adalah ketajaman
indera dan sikapnya yang sangat berhati-hati. Pada masyarakat semut dikenal
etos kerja dan disiplin hidup berkelompok yang tinggi. Semut juga mempunyai
tingkat kecerdasan dan kekuatan ingatan yang cukup tinggi, gemar bekerja keras
dengan tingkat kesabaran yang tinggi pula, di samping merupakan hewan yang
sangat cerdik dalam bekerja. Hal ini terbukti bahwa masyarakat semut merupakan
satu-satunya jenis binatang yang berpikir untuk menguburkan anggotanya yang
mati, persis seperti manusia. Kelompok-kelompok semut sangat mementingkan untuk
dapat saling bertemu di satu tempat dan dari waktu ke waktu. Untuk keperluan
itu, mereka menentukan hari-hari tertentu yang sengaja dikhususkan untuk
mengadakan pasar bersama, sebagai kesempatan untuk saling mengenal dan tukar
menukar bahan makanan. Kelompok-kelompok semut itu, pada saat bertemu, saling
bertukar omongan dengan penuh perhatian dan saling bertanya tentang keadaan
masing-masing. Di antara fenomena sosial lainnya dari kehidupan masyarakat
semut, adalah bahwa mereka seringkali mengadakan semacam "proyek
gabungan" untuk membangun, seperti membangun jalan yang panjang, misalnya,
dengan penuh keuletan yang mengundang rasa kagum. "Proyek" semacam
itu tidak hanya mereka lakukan pada siang hari, tetapi juga dilanjutkan pada
malam-malam bulan purnama. Sedangkan pada malam-malam lainnya yang tak
bercahaya rembulan, masyarakat semut tetap berada di sarangnya. Dalam hal
mengumpulkan, mengangkut dan menyimpan bahan makanan, semut memiliki cara yang
amat unik. Jika seekor semut tidak kuat untuk mengangkat bawaannya dengan mulut
seperti kebiasannya karena terlalu berat, dia akan menggerakkan barang bawaan
itu dengan kaki belakang dan mengangkatnya dengan lengan. Di antara kebiasaan
lainnya yang unik bagi semut, apabila hendak menyimpan makanan berupa
biji-bijian, dia akan memecahkan atau melobangi biji agar tidak dapat
melembaga. Semut-semut akan memecahkan terlebih dahulu biji yang berukuran
besar, agar gampang diangangkut dan dimasukkan dalam gudang penyimpanan. Dan
jika stok makanan mereka basah oleh hujan, semut-semut itu membawanya keluar
agar mengering.
Dari kedua tafsir itu kita bisa mengetahui perihal semut,
yaitu
1. Semut hidup berkelompok (koloni) dan selalu berkomunikasi
satu sama lain.
2. Mempunyai pancaindera yang tajam
3. Sangat berhati-hati
4. Memiliki etos kerja dan disiplin tang tinggi (pekerja
keras)
5. Memiliki kecerdasan dan kekuatan daya ingat yang tinggi
6. Memiliki budaya menguburkan anggotanya yang mati
Yang menarik, menurut penjelasan Quraish Shihab di atas, ada
fenomena sosial yang menarik dari kehidupan semut, yaitu mereka seringkali
mengadakan semacam "proyek gabungan" untuk membangun, seperti
membangun jalan yang panjang, misalnya.
Dari ayat 18 surat An-Naml di atas dijelaskan bahwa seekor
semut (pimpinan semut) memberitahukan ke banyak (pasukan) semut yang ada di
lembah itu. Pemberitahuan itu untuk menghindari mereka terinjak oleh nabi
Sulaiman as, dan pasukannya.
Tentu pemberitahuan ini bersifat instruktif, karena
menyangkut sesuatu yang bahaya, dan bersifat penting untuk sampai ke ‘telinga’setiap
semut yang ada di lembah itu.
Tentu ada yang menarik di sini, bagaimana istruksi dari
pimpinan semut itu sampai ke semua pasukan semut tanpa ada yang terlewat. Ada dua
kemungkinan,
Pertama, si pemimpin semut itu mengeluarkan suara
(panggilan) dengan frekuensi tertentu atau zat tertentu sebagai isyarat
panggilan yang panggilan itu menjangkau area dengan radius yang cukup luas sehingga
semua semut dapat mendengar suara tersebut.
Kedua, dengan sistem estafet, si pemimpin memberi instruksi
ke beberapa semut yang ada di dekatnya, lalu semut-semut itu meneruskan
instruksi it uke semut-semut yang terdekat, demikian seterusnya, sampai semut
yang berada di sisi terluar menerima instruksi tersebut. Cara penyampaian
pesannya mungkin seperti yang terlihat oleh kita sehari-hari ketika melihat 2
semut yang bertemu.
Semut Menurut Sain
Khusus mengenai cara berkomunikasi semut, dunia sain
mengetahui rahasianya, yaitu zat feromon. Apa itu feromon?
Feromon, salah satu senyawa kimia hidrokarbon, memiliki
peranan penting dalam sistem komunikasi serangga, termasuk semut. Feromon
berasal dari kata “fer” yang artinya membawa dan “hormon” sehingga feromon
berarti “pembawa hormon”.
Feromon adalah isyarat yang digunakan di antara hewan satu
spesies dan biasanya diproduksi dalam kelenjar khusus untuk disebarkan. Ada
banyak fungsi dari feromon ini, di antaranya sebagai jejak menuju sumber
makanan dan sebagai zat tanda bahaya yang disekresikan saat musuh menyerang.
Ketika semut menggigit, dia akan meninggalkan feromon ini sebagai penanda bagi
koloninya bahwa ada bahaya.
Setiap koloni semut memiliki bau koloni yang khas. Mereka
memiliki senyawa hidrokarbon yang berbeda untuk membedakan jenis koloni mereka.
Jika ada semut asing, yang ditandai dengan bau koloni yang berbeda, memasuki
sarang semut koloni lain, maka akan diserang dengan asam format, sitronelal,
dan zat-zat beracun lain yang diproduksi oleh semut.
Namun, jika semut yang datang masih berasal dari spesies
yang sama tapi berbeda koloni, keberadaan semut tersebut masih diterima karena
dia dianggap sebagai tamu. Ia akan tetap diberi makan, tapi dengan jumlah
sedikit. Komunikasi kimiawi dengan feromon ini hanya salah satu cara komunikasi
yang dilakukan semut. Semut juga dapat berkomunikasi dengan sentuhan atau
dengan bunyi. (https://sains.me/feromon-alat-komunikasi-semut/)
Subhanallah…
Satu ayat Al-Quran telah membangkitkan keinginan kita untuk
mengetahui misteri yang ada di ayat tersebut, sehingga kemudian dengan sains
terjawablah misteri itu.
#qurandansain
#saindlmquran
Uripwid
alumni mataqu online
alumni mataqu online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar