Rabu, 23 Oktober 2019

INDIVUALITAS TAKLIF

Seorang da’i dituntut untuk proaktif.

FaKtor pertama pemicu sikap proaktif yang harus diingat oleh seorang da’i adalah bahwa taklif bersifat individual, bahwa setiap muslim akan dihisab di hari kiamat secara individual, dan bahwa seseorang tidak menanggung beban dosa orang lain, meskipun seseorang dihisab amalnya di dalam jama’ah, dan sebagian taklif tidak akan terlaksana secara sempurna kecuali dilakukan bersama jama’ah atau melalui kerja kolektif. Tetapi hisab dengan pahala dan hukuman hanya bersifat individual.
 
Dari keyakinan kepada titik tolak ini maka pikiran seorang da’i seharusnya terfokus pada apa yang bisa memberinya pahala dan mendekatkannya kepada keta’atan, tanpa harus menjadi pengekor. Demikian pula ia harus bersikap proaktif melakukan berbagai keta’atan tanpa memandang kepada perbuatan si fulan atau perkataan si fulan. Ia tidak boleh berhenti karena ‘mabuk’(nasywah) keta’atan dan tidak boleh merasa berat karena beban-beban kemaksiatan. Ia tidak boleh menunggu izin melakukan perbuatan dari orang tertentu, kecuali perbuatan yang menjadi bagian dari perencanaan. Tetapi seorang da’i seharusnya berfikir tentang dirinya sendiri bahwa amal-amalnya akan di hari kiamat, dan tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatan orang lain. Sebagaimana ia tidak boleh ‘melirik’ orang lain, karena terkadang mereka punya alasan untuk tidak melakukan suatu pekerjaan, atau mereka tidak punya tugas dan kemampuan untuk memungkinkan mereka melakukan suatu pekerjaan, sedangkan dirinya mampu melaksanakannya.

Godaan syaitan dan beratnya kehidupan dunia tidak boleh membuatnya kalah. Pada saat yang sama, seorang da’i harus mengangkat Rasulullah saw. sebagai teladan amal di hadapannya, serta tidak menjadikan figur-figur lain sebagai teladan baginya. Karena terkadang Allah membukakan himmah (semangat) yang lebih besar bagi dirinya daripada orang lain, atau Allah memberinya taufiq kepada amal yang khusus untuknya, atau kepada kelebihan tertentu,

Di balik semua itu Allah mempunyai tujuan-tujuan. Dialah yang memberi kelebihan atas hamba-hambaNya, dan terkadang mengkhususkan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dengan cara yang dikehendaki-Nya.



#proaktidalamdakwah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar