Seorang da’i dituntut untuk proaktif.
FaKtor pertama pemicu sikap proaktif yang harus diingat oleh
seorang da’i adalah bahwa taklif bersifat individual, bahwa setiap muslim akan
dihisab di hari kiamat secara individual, dan bahwa seseorang tidak menanggung
beban dosa orang lain, meskipun seseorang dihisab amalnya di dalam jama’ah, dan
sebagian taklif tidak akan terlaksana secara sempurna kecuali dilakukan bersama
jama’ah atau melalui kerja kolektif. Tetapi hisab dengan pahala dan hukuman
hanya bersifat individual.
Dari keyakinan kepada titik tolak ini maka pikiran seorang
da’i seharusnya terfokus pada apa yang bisa memberinya pahala dan
mendekatkannya kepada keta’atan, tanpa harus menjadi pengekor. Demikian pula ia
harus bersikap proaktif melakukan berbagai keta’atan tanpa memandang kepada
perbuatan si fulan atau perkataan si fulan. Ia tidak boleh berhenti karena
‘mabuk’(nasywah) keta’atan dan tidak boleh merasa berat karena beban-beban
kemaksiatan. Ia tidak boleh menunggu izin melakukan perbuatan dari orang
tertentu, kecuali perbuatan yang menjadi bagian dari perencanaan. Tetapi
seorang da’i seharusnya berfikir tentang dirinya sendiri bahwa amal-amalnya
akan di hari kiamat, dan tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatan orang
lain. Sebagaimana ia tidak boleh ‘melirik’ orang lain, karena terkadang mereka
punya alasan untuk tidak melakukan suatu pekerjaan, atau mereka tidak punya
tugas dan kemampuan untuk memungkinkan mereka melakukan suatu pekerjaan,
sedangkan dirinya mampu melaksanakannya.
Godaan syaitan dan beratnya kehidupan dunia tidak boleh
membuatnya kalah. Pada saat yang sama, seorang da’i harus mengangkat
Rasulullah saw. sebagai teladan amal di hadapannya, serta tidak menjadikan
figur-figur lain sebagai teladan baginya. Karena terkadang Allah membukakan
himmah (semangat) yang lebih besar bagi dirinya daripada orang lain, atau Allah
memberinya taufiq kepada amal yang khusus untuknya, atau kepada kelebihan
tertentu,
Di balik semua itu Allah mempunyai tujuan-tujuan. Dialah yang
memberi kelebihan atas hamba-hambaNya, dan terkadang mengkhususkan rahmat-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dengan cara yang dikehendaki-Nya.
#proaktidalamdakwah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar