Tahukah anda ada sebuah pulau, dengan penghuninya, yang
sudah terisolir puluhan ribu tahun?
Ya, terislolir dari dunia luar
pulau mereka, sehingga kondisi mereka saat ini dengan segala kebiasaan mereka,
benar-benar tetap seperti puluhan ribu tahun yang lalu. Tidak berubah. Tidak tersentuh
perkembangan modernisasi.
Suku Sentinel, mereka disebutnya.
Tinggal di pulau Sentinel Utara, Pulau Sentinel Utara merupakan sebuah pulau
yang ada dalam gugusan Kepulauan Andaman di Teluk Benggala, India. (http://aceh.tribunnews.com/2018/11/23/5-fakta-suku-sentinel-di-kepulauan-andaman-suku-paling-berbahaya-yang-tak-jauh-dari-indonesia).
Pulau Sentinel Utara yang
memiliki luas daratan sekitar 14.700 hektar ini dikelilingi laut dan sebagian
besar wilayahnya berupa hutan.
Keterisoliran suku Sentinel ini
sebenarnya karena sikap mereka sendiri yang tidak menerima orang asing memasuki
wilayah mereka. Bahkan bukan hanya tidak menerima, tapi menyerang siapapun yang
berusaha memasuki pulau mereka. Seperti yang dialami seorang turis asal Amerika
John Chau yang meninggal dunia setelah dirinya menginjakan kaki di Pulau
Sentinel Utara, Kepulauan Andaman. Dirinya tewas dipanah oleh Suku Sentinel.
Bukan tidak ada upaya dari pemerintah
India untuk memperkenalkan modernisasi pada mereka. Sayangnya, masyarakat
Sentinel tetap menolak kontak dengan dunia luar. Bahkan ketika antropolog
meninggalkan hadiah dan sejumlah bahan makanan, Suku Sentinel membalasnya
dengan hujan panah ke arah kapal.
Suku Sentinel yang terus menutup
diri membuat pemerintah India memutuskan untuk meninggalkan Sentinel dan tidak
lagi mencoba memperkenalkan modernisasi pada mereka. Sehingga sampai saat ini,
abad ke-21, mereka kondisinya tetap berubah, sebagaimana kondisi ribuan tahun
lalu.
Dalam kondisi yang lain,
ketertutupan atau tidak mau berubah memang menyebabkan kita tertinggal. Sehingga
Islam pun sangat menganjurkan umatnya untuk selalu berubah, berubah ke arah yang
lebih baik tentunya. Seperti tertuang dalam ungkapan yang disampaikan sahabat
Ali bin Abi Thalib ra.
“Barangsiapa yang harinya
sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung.
Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi.
Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia
terlaknat.”
Kondisi hari ini sama seperti kemarin
atau tidak berubah dikatakan merugi. Kata rugi dalam terminologi Islam berarti
berdosa, seperti firman Allah swt dalam surat al-Ashr. Yang dikatakan merugi dalam surat al-Ashr itu
adalah orang yang tidak beriman, tidak beramal sholeh, dan tidak saling
menasihati. Dan mereka yang tidak beriman, tidak beramal sholeh dan tidak
saling menasihati adalah orang-orang yang berdosa.
Oleh karenanya Rasulullah saw
berwasiat kepada kita untuk selalu bermuhasabah, menhisab diri, mengevaluasi
diri,
“Kedua kaki seorang hamba tidak
akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang
umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa,
tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang
ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu.” (HR. Tirmidzi).
Keempat potensi hidup yang
dimaksud Rasulullah saw dalam hadits di atas tentunya berkaitan pemanfaatannya,
dari hari ke hari, apakah semakin baik atau stagnan, tidak melakukan perubahan?
Dan kita tentu tidak mau masuk ke
dalam kategori orang yang merugi, karena kondisi hari ini sama saja dengan
kondisi kemarin.
Manusia yang beruntung adalah
manusia yang senantiasa memperbaiki diri dan selalu mempersiapkan dirinya untuk
kehidupan yang kekal abadi kelak di akhirat, hakikat keberuntungan dan
kesuksesan ialah manusia yang selamat kelak di yaumul akhir.
Dalam sebuah hadits disebutkan,
“Dari Syadad bin Aus r.a, dari
Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai adalah yang menghisab
(mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian.
Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan
terhadap Allah SWT”. (HR. Imam Turmudzi).
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar