Senin, 06 Juli 2020

DOSA PERTAMA (lagi)

HABIL DAN QABIL PUTERA NABI ADAM a.s. | FERDFOUND

Tulisan sebelumnya tentang dosa pertama yang dilakukan makhluk terhadap kholik-nya (Allah swt), yaitu dosa kesombongan yang diperlihatkan Iblis tatkala menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam as.

Tulisan kali ini, sama tentang dosa pertama, tapi dosa yang dilakukan seorang manusia di dunia ini, di muka bumi ini. Dosa apakah itu?

Membunuh!

Ya!
Membunuh adalah perbuatan dosa pertama yang dilakukan seorang manusia dalam kehidupannya di muka bumi. Yakni dosa yang dilakukan Qabil saat membunuh adiknya sendiri Habil.

Seperti kita ketahui bersama, ketika Nabi Adam as. dan Hawa terbujuk rayuan Iblis untuk memakan buah khuldi, Allah swt pun marah, kemudian mengusir keduanya dari taman surga. Dan sejak saat itu hiduplah Nabi Adam as. dan Hawa di dunia. Seiring bergulirnya waktu, mereka pun kemudian melahirkan anak, dan setiap kelahiran selalu berupa anak kembar berpasangan, anak laki-laki dan perempuan. Yang pertama Qabil dan Iqlima, kemudian Habil dan Lubuda, dan seterusnya. (menurut riwayat Ibnu Ishaq dalam Tafsir Baghowi dan Tafsir Al-Qurthubi. Nabi Adam dan Siti Hawa melahirkan 40 anak dengan 20 kali mengandung).

Setelah anak-anak mereka dewasa, Nabi Adam as. dan Hawa berrencana menikahkan mareka, yaitu dengan cara disilang. Qabil akan dinikahkan dengan saudari kembar Habil (Lubuda) dan Habil dinikahkan dengan saudari kembar Qabil (Iqlima). Namun, Qabil merasa cemburu. Karena menurutnya saudari kembarnya lebih cantik dari saudari kembarnya Habil, tapi karena ini perintah orang tua mereka, dia menurutinya, walau dalam hatinya tetap menyimpan rasa ketidakpuasan.

Kemudian Allah swt. memerintahkan mereka untuk berqurban. Habil yang seorang peternak melaksanakan perintah ini dengan memilih kambing yang paling besar, sehat dan bersih sebagai qurbannya. Sebaliknya dengan Qabil, dia seorang petani, yang dengan berat hati melaksanakan qurban ini. Dia memilih buah-buahan yang mentah dan hampir busuk sebagai qurbannya.

Allah kemudian menerima qurban yang diberikan Habil dan menolak qurban dari Qabil. Maka, semakin besar saja cemburu Qabil terhadap Habil, semakin bertambah ketidaksukaannya terhadap Habil. Kemudian, dalam suatu kesempatan didorong rasa cemburu tersebut dan godaan syetan yang terus memanas-manasi, Qabil tega membunuh Habil, adiknya sendiri.

Kisah ini digambarkan dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 27 sampai 31,

Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, Sungguh aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertaqwa”.
“Sungguh jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadaamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam”.
“Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zalim”.
“Maka nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi”.
“Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal”.

Karena cemburu saudara kembarnya dinikahi Habil, karena dengki qurbannya ditolak sementara qurban Habil diterima oleh Allah swt, maka Qabil pun dengan gelap mata dan mati hati membunuh Habil.

Dosa pertama manusia ini, membunuh, dengan dosa pertama yang dilakukan makhluk (Iblis) yaitu kesombongan, keduanya sama, berasal dari penyakit hati. Maka pantas kalau Rasulullah saw bersabda,

“... Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati.”
(HR. Bukhari, Hadits no. 50)

Sombong dan cemburu, keduanya dosa yang pertama dilakukan. Dan dari keduanya tak jarang muncul tindakan-tindakan yang berakibat dosa. Kalau hati sebagai pusat tindakan manusia dalam kondisi sakit atau mati.

Hati yang sakit atau bahkan mati akan melahirkan tindakan yang diluar nalar. Oleh karenanya, pintarlah kita menjaga kesehatan hati. Jangan hanya menjaga kesehatan badan. Termasuk menghadapi musibah wabah virus corona, dengan kondisi hati yang hidup, kita akan bersikap tenang, tawakal, dan sabar.


Semoga kita diberi hati yang hidup.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar