Tulisan sebelumnya tentang dosa
pertama yang dilakukan makhluk terhadap kholik-nya (Allah swt), yaitu dosa
kesombongan yang diperlihatkan Iblis tatkala menolak perintah Allah untuk sujud
kepada Nabi Adam as.
Tulisan kali ini, sama tentang dosa
pertama, tapi dosa yang dilakukan seorang manusia di dunia ini, di muka bumi
ini. Dosa apakah itu?
Membunuh!
Ya!
Membunuh adalah perbuatan dosa
pertama yang dilakukan seorang manusia dalam kehidupannya di muka bumi. Yakni
dosa yang dilakukan Qabil saat membunuh adiknya sendiri Habil.
Seperti kita ketahui bersama, ketika Nabi
Adam as. dan Hawa terbujuk rayuan Iblis untuk memakan buah khuldi, Allah swt
pun marah, kemudian mengusir keduanya dari taman surga. Dan sejak saat itu
hiduplah Nabi Adam as. dan Hawa di dunia. Seiring bergulirnya waktu, mereka pun
kemudian melahirkan anak, dan setiap kelahiran selalu berupa anak kembar
berpasangan, anak laki-laki dan perempuan. Yang pertama Qabil dan Iqlima, kemudian
Habil dan Lubuda, dan seterusnya. (menurut riwayat Ibnu Ishaq dalam Tafsir
Baghowi dan Tafsir Al-Qurthubi. Nabi Adam dan Siti Hawa melahirkan 40 anak
dengan 20 kali mengandung).
Setelah anak-anak mereka dewasa, Nabi
Adam as. dan Hawa berrencana menikahkan mareka, yaitu dengan cara disilang.
Qabil akan dinikahkan dengan saudari kembar Habil (Lubuda) dan Habil dinikahkan
dengan saudari kembar Qabil (Iqlima). Namun, Qabil merasa cemburu. Karena
menurutnya saudari kembarnya lebih cantik dari saudari kembarnya Habil, tapi
karena ini perintah orang tua mereka, dia menurutinya, walau dalam hatinya
tetap menyimpan rasa ketidakpuasan.
Kemudian Allah swt. memerintahkan
mereka untuk berqurban. Habil yang seorang peternak melaksanakan perintah ini
dengan memilih kambing yang paling besar, sehat dan bersih sebagai qurbannya.
Sebaliknya dengan Qabil, dia seorang petani, yang dengan berat hati
melaksanakan qurban ini. Dia memilih buah-buahan yang mentah dan hampir busuk
sebagai qurbannya.
Allah kemudian menerima qurban yang
diberikan Habil dan menolak qurban dari Qabil. Maka, semakin besar saja cemburu
Qabil terhadap Habil, semakin bertambah ketidaksukaannya terhadap Habil. Kemudian,
dalam suatu kesempatan didorong rasa cemburu tersebut dan godaan syetan yang
terus memanas-manasi, Qabil tega membunuh Habil, adiknya sendiri.
Kisah ini digambarkan dalam Al-Quran
surat Al-Maidah ayat 27 sampai 31,
“Dan ceritakanlah (Muhammad) yang
sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya
mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil)
diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata,
Sungguh aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya
menerima (amal) dari orang yang bertaqwa”.
“Sungguh jika engkau (Qabil) menggerakkan
tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku
kepadaamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam”.
“Sesungguhnya aku ingin agar engkau
kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan
menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zalim”.
“Maka nafsu (Qabil) mendorongnya
untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka
jadilah dia termasuk orang yang rugi”.
“Kemudian Allah mengutus seekor
burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia
seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku!
Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal”.
Karena cemburu saudara kembarnya
dinikahi Habil, karena dengki qurbannya ditolak sementara qurban Habil diterima
oleh Allah swt, maka Qabil pun dengan gelap mata dan mati hati membunuh Habil.
Dosa pertama manusia ini, membunuh,
dengan dosa pertama yang dilakukan makhluk (Iblis) yaitu kesombongan, keduanya sama,
berasal dari penyakit hati. Maka pantas kalau Rasulullah saw bersabda,
“... Dan ketahuilah pada setiap
tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan
apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati.”
(HR. Bukhari, Hadits no. 50)
Sombong dan cemburu, keduanya dosa
yang pertama dilakukan. Dan dari keduanya tak jarang muncul tindakan-tindakan
yang berakibat dosa. Kalau hati sebagai pusat tindakan manusia dalam kondisi
sakit atau mati.
Hati yang sakit atau bahkan mati akan
melahirkan tindakan yang diluar nalar. Oleh karenanya, pintarlah kita menjaga
kesehatan hati. Jangan hanya menjaga kesehatan badan. Termasuk menghadapi
musibah wabah virus corona, dengan kondisi hati yang hidup, kita akan bersikap
tenang, tawakal, dan sabar.
Semoga kita diberi hati yang hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar