Setelah Allah swt. menciptakan Nabi Adam
as, kemudian Allah swt menyuruh para malaikat untuk bersujud kepadanya, karena
karakter malaikat tidak pernah mendurhakai Allah swt. terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,
mereka pun bersujud kepada Nabi Adam as. Hanya satu yang tidak mau bersujud
kepada Nabi Adam as, yaitu iblis. Peristiwa ini dijelaskan dalam al-Quran surat
Al-Baqarah ayat 34,
“Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka
sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
Allah swt kemudian menginterogasi
iblis, kiranya alasan apa yang menyebabkannya tidak mau bersujud kepada Nabi Adam
as.
Allah berfirman, "Apakah yang
menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” (QS.
Al-A’raaf: 12)
Lalu iblis menjawab, “Saya lebih
baik daripadanya; Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari
tanah." (QS. Al-A’raaf: 12)
Mendengar jawaban iblis yang
menunjukkan kesombongan, Allah swt pun marah lalu Dia mengusir iblis,
melaknatnya menjadi makhluk yang hina.
Allah berfirman, "Turunlah
kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di
dalamnya, maka keluarlah! sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
(QS. Al-A’raaf: 13)
Kalimat pengusiran ini kemudian diulangi
di ayat berikutnya. Bahkan pengusiran kali ini dengan kalimat bernada tekanan
keras, “Enyahlah engkau!”. Dan Iblis pun keluarlah dalam keadaan hina
dan terusir, dan kemudian dijauhkan dari rahmat Allah dan kelak akan dimasukkan
ke dalam neraka.
Allah berfirman, "Keluarlah
kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka
mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu
semuanya." (QS. Al-A’raaf: 18)
Mendapat murka dari Allah swt, Iblis
pun menerima hukuman itu, tetapi karena karakternya yang pembangkang dan
dengki, sebelum melaksanakan hukuman, iblis pun minta satu permohonan kepada
Allah swt.
Iblis berkata, "Beri tangguhlah saya sampai waktu
mereka dibangkitkan." (QS. Al-A’raaf: 14)
Iblis meminta penangguhan dari
kematian sampai hari kiamat, sehingga dia bisa hidup sampai hari kiamat supaya
bisa menyesatkan manusia dengan cara menghalang-halangi manusia dari jalan yang
lurus (syari’ah) dan akan menggoda manusia dengan berbagai cara sehingga manusia tersesat (memandang baik perbuatan
maksiat) dan tidak mentaati Allah swt. dan tidak mau bersyukur kepada-Nya.
Iblis berkata, "Karena Engkau
telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi)
mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari
muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta'at).” (QS. Al-A’raaf:
16-17)
Iblis berkata: "Ya Tuhanku,
oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan
mereka memandang baik (perbuatan maksiat) dimuka bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Al-Hijr: 39)
Iblis berkata, "Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Shaad: 83)
Demikian permintaan Iblis kepada
Allah swt disertai secara terang-terangan ucapan tekadnya untuk menyesatkan
manusia.
Allah swt kemudian mengabulkan keinginan iblis itu, yaitu
hidup sampai hari kiamat.
Allah berfirman, "Sesungguhnya
kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." (QS. Al-A’raaf: 15)
Sayyid Quthub, seorang ulama dari
Mesir, mufasir kitab Fii Zhilali Quran, mengomentari dialog antara Allah swt
dengan iblis ini sebagai berikut, “Sekarang telah terbuka ajang pertempuran
abadi. Pertempuran antara perangai jahat di dalam diri iblis dan khalifah Allah
di muka bumi.”
Karena dia telah diusir dengan hina
oleh Allah swt, disebabkan tidak mau bersujud kepada Nabi Adam as. (manusia),
maka kemarahannya dan kedengkiannya di arahkan kepada semua manusia. Bahkan
dengan permohonannya untuk ditangguhkan kematiannya sampai hari kiamat, seolah
iblis ingin melanjutkan kedengkiannya ini sampai yaumil akhir (hari kiamat),
dan supaya manusia sebanyak mungkin mengalami nasib yang sama dengannya,
sama-sama masuk neraka.
Pernyataan iblis bahwa dia akan
menyesatkan sebanyak mungkin manusia sehingga menjadi pengikutnya, merupakan
sebuah deklarasi bahwa mulai saat itu iblis akan menghalangi manusia dari
kebenaran (al-Haq), dengan berbagai cara.
Dan mulai saat itulah, pertarungan
antara al-Haq dan al-Bathil dimulai.
Mulai saat itulah, manusia punya
musuh yang tersembunyi.
Kedengkian Iblis terhadap Nabi Adam
as. diwariskan kepada keturunannya, Jin Kafir untuk menggoda keturunan Nabi
Adam as. (manusia), sehingga mereka bisa mengajak manusia, menemani mereka
masuk neraka kelak.
Upaya Jin Kafir (Syetan) dalam
menggoda manusia menggunakan 1001 cara, 1001 keadaan. Termasuk dalam kondisi
seperti sekarang ini, wabah virus corona, bisa dimanfaatkan Syetan untuk
menggelincirkan manusia dari jalan yang diridhoi Allah swt.
Semoga kita diberi kekuatan untuk selalu berada di jalan al-Haq dan menolak segala bujuk rayu Syetan, keturunan Iblis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar