Psikolog Ery Soekresno dan Irwan Rinaldi menyusun kita mengenalkan fungsi uang pada anak (Syaamil, 2000). Berikut di antaranya :
Pahami Situasi dan Usia Anak
Anak usia 4 atau 5 tahun, keinginannya makin bertambah. Biasanya disertai rengekan atau tangisan yang memilukan hati. Untuk menghadapinya perlu langkah-langkah: Pertama, berikan aturan jelas tiap kali akan berbelanja. Kedua, katakan kepada anak, yang akan dibeli hanya yang tercatat di daftar belanja. Ketiga, jika anak meminta ini dan itu, tetaplah konsisten dengan daftar belanja dan komitmen awal. Keempat, percepat belanja dan segera pulang.
Berikan Uang Saku
Jika anak mulai memiliki kebutuhan untuk membeli ini dan itu, mulailah ia dimasukkan dalam program mengenal uang. Langkahnya: Pertama, beri anak celengan. Kedua, berikan pujian, pernghargaan dan penjelasan tentang nominal uang tiap kali anak memasukkan uang ke dalam celengan. Ketiga, bantu anak menentukan berapa uang yang masuk ke celengan dan berapa untuk membeli kebutuhannya. Keempat, pisahkanlah kapan belanja untuk keperluan anak dan untuk memberikan hadiah. Kelima, sekali-kali boleh memberikan uang pada anak untuk memenuhi keinginannya, bukan kebutuhannya. Keenam, cobalah bernegosiasi dengan anak yang menginginkan sesuatu. Misalnya, anak ingin buku seharga Rp. 10 ribu. "Jika Ade berjanji akan mengumpulkan uang sampai Rp. 5 ribu, ibu akan menambahkan Rp. 5.000 untuk membeli buku itu."
Bijak Menghadapi Permintaan Anak
Seiring bertambah besarnya anak, umumnya permintaannya pun meningkat. Ketika orangtua tidak ada uang dan anak meminta sesuatu yang mahal, biasanya orangtua marah. Untuk itu dapat dilakukan: Pertama, hindari hal di atas. Tujuan kita adalah bagaimana anak bisa mengendalikan pengeluaran dan bukan dikendalikan oleh uang. Kedua, tanamkan pemahaman dan tanggungjawab dalam menggunakan uang. Sehingga, ketika dibekali dengan ATM, bukan berarti bebas menggunakannya.
Ajarkan Anak Mencatat Pengeluaran
Dalam hal ini, hati-hati, jangan mengomentari pengeluaran anak yang menurut kita boros. Tanda tangani saja laporannya dan tuliskan pesan, "Cobalah lebih hati-hati dan memikirkan lebih dulu sebelum membelanjakan uang." Hal ini, akan mendorong anak untuk jujur dan mengetahui kesalahannya. Insya Allah, ia tak akan mengulanginya lagi.
Hindari Menyogok dengan Uang Saku
Menggunakan uang saku agar anak mau mengerjakan pekerjaan rutin keluarga, bukan sikap tepat. Karena, seiring bertambahnya usia, anak akan menuntut pemberian uang saku lebih besar lagi. Sehingga, anak tidak belajar untuk bertanggungjawab terhadap pekerjaan rutinnya. Atau sebaliknya, anak tiba-tiba berkata, "Aku gak butuh uang," ketika ia menolak tugas rutinnya.
Negosiasikan Kenaikan Uang Saku
Ajarkan pada anak, kenaikan uang saku bisa dibicarakan pada rapat keluarga. Ajarkan juga, agar anak bisa memberikan bukti bahwa ia memang memerlukan uang lebih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar