Jumat, 04 Maret 2011

SEMANGAT BARU LIQO KITA


Muharram Tahun Baru ini, semoga memberikan energi segar bagi kita. Bukan hanya fisik, tapi ma’nawi kita juga bertambah kekuatannya. Oleh karena itu bagi aktifis dakwah seharusnya muharram merupakan momentum untuk meningkatkan produktifitas amal, meningkatkan kontribusi da’awi, dan meloncatkan prestasi kita bagi jama’ah dakwah ini.

Ikhwah fillah, bagi kader dakwah, LIQO seakan-akan menjadi pekerjaan utama dalam kehidupan kita. Dalam seminggu, ntah berapa kali ikhwah mengadakan liqo. Ada halaqoh, liqo usroh, liqo DPC, liqo DPD, liqo bidang-bidang…dan liqo-liqo lainnya. Seorang anak ikhwah ketika ditanya oleh tetangganya tentang kerjaan umminya, dengan polos anak tersebut mengatakan,” Ummi kerjanya liqo…”. 
Liqo kita semuanya membicarakan hal-hal penting. Oleh karena itu kita harus membuat setiap liqo menjadi segar, nyaman dan kondusif agar mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas kader, memelihara dan merawat kader, serta mampu menghasilkan produk-produk dakwah yang berkualitas. Sesungguhnya kecepatan, kedalaman, dan ketajaman gerak manuver dakwah kita sangat bergantung dari produktifitas liqo-liqo kita. Langsung maupun tidak langsung, masyarakat sangat menanti produk ataupun output dari setiap liqo kita. Begitulah seharusnya jama’ah kita, menjadi penopang bagi tegaknya izzah ummat. Kita tidak bisa berharap banyak dari orang lain, dari organisasi lain, termasuk oleh pejabat dan pemerintah untuk menyelamatkan umat ini.

Posisi mulia dan strategis dari setiap liqo yang kita lakukan selama ini, harusnya membuat motivasi yang tinggi bagi kita.  Namun seperti apakah potret liqo kita selama ini? Pada beberapa kesempatan, ikhwah di beberapa daerah menilai liqo-liqo selama ini masih belum sesuai harapan.   
“Liqo tidak mampu menjadi solusi terhadap qodhoya adho”
“Liqo tidak mampu memberikan taujih, motivasi, atau hal-hal yang bermanfaat bagi adho”
“Liqo tidak mampu membangun ukhuwah antar adho, ukhuwah islamiyah hanya sekedar teori”
“Liqo tidak mampu menghasilkan produk apa-apa, hanya sekedar menjalankan baromij standard, tanpa ghiroh”
“Liqo atau rapat-rapat sering molor, agenda tidak jelas, tidak efektif, dan lain sebagainya”

Ikhwah fillah, marilah kita sedikit menggeser dan memperbaiki paradigma kita tentang liqo. Kalaulah selama ini mungkin kita bertanya,”apa sih yang saya dapat dari liqo?” Bagaimana kalau kita ganti dengan pertanyaan, ”Apa yang bisa saya berikan untuk liqo?”. Cobalah kita bayangkan jika setiap adho berangkat liqo dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan penuh semangat untuk memberikan yang terbaik bagi liqonya. Sesungguhnya sehat tidaknya sebuah liqo, bergantung dari kita sendiri. Kita lah yang membuat liqo itu sehat, dan kita pulalah yang membuat liqo itu sakit.

Rasanya kita juga perlu meluruskan lagi motivasi kita; bahwa kita hadir dalam liqo bukan karena naqib dan mutabaah kehadiran, bukan karena Ketua DPC atau Ketua DPD yang mengundang kita; tapi kita hadir dalam setiap liqo karena Allah SWT, kita merasa bersalah dan berdosa jika tidak hadir atau terlambat hadir dalam liqo. Jika kita merasa “malas” untuk liqo, ingat-ingatlah firman Allah: Laa takhuunullaaha warasuulahu watakhuunu amaanatikum wa antum ta’lamuun (QS Al-Anfal).

Ikhwah fillah, pandanglah usroh dan halaqoh kita sebagai sebuah taman, yang ingin kita buat menjadi indah, kita sirami, kita beri pupuk, jika ada gulma kita lah yang membersihkannya, sehingga usroh dan halaqoh kita menjadi taman yang indah, bunga-bunga berseri, dan menghasilkan buah yang dinikmati orang banyak.

Pandanglah setiap liqo dan rapat yang mengundang kita sebagai wadah yang disediakan Allah bagi kita untuk berkontribusi dalam amal, pandanglah liqo sebagai sesuatu yang besar dan penting, sesederhana apapun liqo itu. Jangan kecewakan jamaah dan ummat karena kita malas dan tidak bersemangat hadir liqo. Bersyukurlah karena Allah dan jamaah telah memilih dan mengundang kita, disaat sekian banyak orang lain tidak berhak hadir dalam liqo tersebut.

Ikhwah fillah, pasca ramadhan, semoga liqo kita menjadi segar, semakin sehat, semakin bergairah, dan dengan kondisi begitulah liqo mampu mengeluarkan produk-produk dakwah yang bermanfa’at, dan kita adalah adho yang menjadi penopang tegaknya liqo kita, insya Allah.

Akhukum fillah, Dzulqarnaen (Sekt Kdrss DPW PKS JaBar)



2 komentar:

  1. Perlu refresh teladan generasi terdahulu kayaknya

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah... aku menemukan indahnya ukhuwah dlm aktifitas liqo, hal yg paling aku senangi ketika berjumpa dengan saudara2 ku di liqo, semoga Alloh merahmati teman2 liqo ku

    BalasHapus