Jumat, 30 Juli 2010

ALI BIN ABI THALIB RADHIALLAHU’ANHU

“Kabarkan kepadanya dan berilah kabar gembira dengan surga”, Hadits Rasulullah SAW”

Ali bin Abi Thalib tidak pernah menyembah berhala dalam hidupnya. Tempat sujudnya yang pertama baginya adalah di hadapan Allah SWT, Tuhan semesta alam. Karena itu dia dinamakan Karramaalluwajhah. Dia memeluk agama islam dalam usia yang masih sangat dini, yaitu ketika usianya sepuluh tahun. Dia adalah orang yang pertama masuk islam dari golongan anak-anak. Karena itu sering dikatakan: “Dialah orang yang sebenarnya masuk islam pertama kali setelah Nabi SAW.

Setelah memeluk agama islam, dia sangat rajin mempelajari islam dari Rasulullah SAW. dia dididik langsung dalam lingkungan keluarga Nabi SAW.

Ujian pertama yang dialami Ali bin Abi Thalib adalah malam Hijrah. ketika dia diminta untuk mengorbankan jiwa dan tubuhnya untuk Rasulullah SAW. Dia diminta untuk tidur di tempat tidur Rasulullah Saw dan diminta untuk mengenakan baju Rasulullah. Dan sebagai Pahlawan kecil, Ali merasakan keimanan dan keyakinan yang sangat kuat, sehingga seakan-akan dia ingin mengatakan: “Aku berkorban untukmu demi Ayah dan Ibuku, bahkan aku korbankan diriku untukmu wahai Rasulullah SAW”.

Sepertinya untaian pena tidak akan mampu untuk menulis seluruh cerita kepahlawanan, patriotisme dan keberanian Ali bin Abi Thalib yang sangat banyak. Sebagai contoh. Ketika terjadi perang Badar yang sangat dahsyat. Tiga orang tentara kaum musyrik yaitu ‘Atabah bin Rabi’ah, Syaibah, saudara laki-lakinya dan Walid anak laki-lakinya yang siap bertanding. Ketika mereka telah berada ditengah garis pertempuran, mereka berseru untuk mengadakan duel. Maka keluarlah tiga orang utusan kaum Anshar, yaitu ‘Auf bin al Harits, Mu’awwiz bin al Hârits –dua nama itu adalah anak dari ‘Afrâ’- dan Abdullah bin Rawâhah RA.

Kemudian utusan dari kaum musyrik berkata: “Siapakah kalian?”. Mereka menjawab: “Kami adalah utusan dari kaum Anshar”. Lalu mereka berkata lagi: “Kami tidak punya urusan dengan kalian”. Kemudian seseorang dari mereka berteriak lantang: “Wahai Muhammad, keluarkan tandingan yang sebanding untuk melawan jawara-jawara kami!”.

Kemudian dikatakan: “Bangunlah wahai ‘Ubaidah bin bin al Harits, bangunlah Hamzah, dan bangunlah Ali!. Ketika ketiga orang itu mendekati utusan kaum musyrik, mereka ditanya: “Siapa kalian?”. Kemudian ‘Ubaidah berkata: “Aku adalah ‘Ubaidah”. Hamzah berkata: “Aku adalah Hamzah”. Dan Ali juga berkata: “aku adalah Ali”. Lalu mereka berkata: “Ini baru lawan-lawan yang sebanding”. Kemudian ‘Ubaidah –yang merupakan utusan tertua- bertanding melawan ‘Utbah. Hamzah bertanding melawan Syaibah, sementara Ali bertanding melawan Walid, anak ‘Utbah.

Ali bin Abi Thalib langsung membunuh Walid. Dan Hamzah juga bisa menaklukkan Syaibah saat itu juga. Sementara Ubaidah dan ‘Utbah masih bertanding satu dengan lainnya. Dan keduanya sama-sama terkena sebuah tusukan pedang. Maka Hamzah dan Ali bersama-sama menyerang ‘Utbah dengan pedang mereka, sehingga mereka berhasil membunuhnya. Setelah itu, mereka segera memapah ‘Ubaidahnya dan membawanya kepada teman-teman mereka ridhwanullah’alaihim.

Ali bin Abi Thalib mendapatkan penghargaan dan medali yang sangat tinggi. Saat itu Rasulullah Saw berkata: “Besok, aku akan mempercayakan sesorang yang mencintai Allah, dan Rasul-Nya dan yang dicintai Allah, dan Rasul-Nya untuk membawa bendera Islam. Semoga Allah memberi kemenangan”. Kemudian para sahabat tertidur sambil memikirkan siapa gerangan yang akan diberikan kehormatan itu. Keesokan harinya, mereka bergegas menuju Rasulullah SAW. Mereka semua berharap menjadi orang yang dipercaya untuk memegang bendera. Kemudian Nabi SAW berkata: “Dimana Ali bin Abi Thalib?”. Para sahabat menjawab: “Dia sedang menderita sakit mata Wahai Rasulullah”. Kemudian Rasulullah berkata: “ pergilah dan bawalah dia kepadaku”. Dan ketika Ali datang, Rasulullah mengoleskan ludahnya dikedua matanya, sambil berdo’a. Setelah itu penyakitnya seketika itu hilang, seakan-akan dia tidak pernah sakit sebelumnya. Setelah itu Nabi SAW memberinya bendera.

Lalu Ali berkata: “Wahai Rasulullah, Aku akan memerangi mereka hingga mereka beriman seperti kita”. Dan Rasulullah berkata: “Berjalanlah dengan berhati-hati, Sehingga engkau sampai di wilayah mereka, setelah itu serulah mereka untuk masuk islam. Dan beri-tahukan kepada mereka tentang hak yang harus mereka penuhi terhadap Allah. Demi Allah, Jika seorang laki-laki beriman kepada Allah karena seruanmu, maka itu akan lebih baik untukmu, dari pada seekor unta merah (kendaraan termahal saat itu-pent)” .

Ketika Ali mengambil bendera itu, dia segera pergi menuju wilayah peperangan. Kemudian dia berhadapan dengan seorang tentara Yahudi yang menyambutnya sambil menghunuskan pedangnya yang sangat berbahaya. Kemudian dia berkata: “seluruh penduduk di wilayah Khaibar telah mengetahui bahwa akulah Marhab. Aku memiliki senjata ksatria yang amat kejam dan telah teruji. Maka ketika perang berkobar, senjataku pun akan menghabisi musuh-musuhku”.

Kemudian Ali RA balik menantangnya dan berkata: “Akulah yang telah dinamakan Haidarah Yaitu singa sang raja hutan. Yang memiliki pandangan yang sangat tajam. Maka jika musuh memukulku dengan satu pukulan, aku akan membalasnya dengan seribu pukulan ”.

Kemudian Ali menghunuskan pedangnya ke arah yahudi tadi. Dan memenggal kepalanya hingga dia mati. Setelah itu, Khaibar bisa ditaklukkan .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar