Senin, 07 Juni 2021

Sepuluh Prinsip Kebijakan



Asy-Syumuliyah (Lengkap dan Integral)

Mempertimbangkan berbagai aspek, memandang dari berbagai perspektif, dan mensinkronkan satu aspek dengan aspek yang lainnya.

 

Al-Ishlag (Reformatif)

Selalu berorientasi pada perbaikan (ishlah), baik yang berkaitan dengan perbaikan individu, masyarakat, ataupun yang berkaitan dengan perbaikan pemerintahan dan negara.

 

Asy-Syar’iyah (Konstitusional)

Menjunjung tinggi syari’ah, ketundukan, dan komitmen kepadanya dalam seluruh aspek kehidupan. Komitmen menegakkan al-haq, bulat hati dan percaya penuh kepada Islam sebagai ajaran yang lurus dan konprehensif.

 

Al-Wasathiyah (Moderat)

Tetap menjadi ciri Islam yang baik dalam aspek-aspek tarbiyah (Pendidikan) dan tasyri’iyah (perundang-undangan).

 

Al-Istiqomah (Komit dan Konsisten)

Berpegang teguh kepada ajaran dan atura Islam (QS 43: 43). Seluruh kebijakan, program, dan langkah-langkah operasional harus taat asas pada ‘hukum transenden’.

 

An-Numuw wa at-Tathawwur (Tumbuh dan Berkembang)

Pertumbuhan yang bersifat vertical dan perkembangan yang bersifat horizontal tetap mengacu kepada kaidah yang bersumber dari nilai-nilai Islam. Langkah-langkah operasional harus tetap konsern kepada pengembangan potensi SDM hingga mampu melakukan akselerasi mobilitas vertical dan perluasan mobilitas horizontal.

 

At-Tadarruj wa at-Tawazun (Bertahap, Seimbang dan Proporsional)

Pentahapan dan keseimbangan harus melekat dalam seluruh kiprah pergerakan, baik dalam kiprah individu fungsionaris dan pendukungnya ataupun kiprah kolektifnya.

 

Al-Awlawiyat wal Ashlah (Skala Prioritas dan Prioritas Kemanfaatan)

Efektivitas sebuah gerakan salah satunya ditentukan oleh kemampuan gerakan tersebut dalam menentukan prioritas langkah dan kebijakannya. Prinsip al-Awlawiyat pada hakikatnya refleksi dari budaya berfikir strategis. Prinsip al-Awlawiyat dapat melahirkan efisiensi dan efektifitas.

 

Al-Hulul (Solusi)

Setiap aktivitas gerakan harus diarahkan untuk menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan umat.

 

Al-Mustaqbaliyah (Orientasi Masa Depan)

Setiap kebijakan yang diambil dan program-program yang dicanangkan harus mengaitkan ketiga dimensi waktu (masa lalu, masa kini, dan masa mendatang). Masa lalu sebagai pelajaran, masa kini sebagai realitas, dan masa depan sebagai harapan. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar