Subhanallah.. Gazza memang
benar-benar negeri ajaib. Di tengah blokade Israel yang mencekik, negeri itu
bertahan dengan kekuatan yang sempurna. Walaupun air bersih sangat sulit
(sebagian besar harus minum pakai air mineral yang dipasok dari luar) karena
air yang ada di instalasi air, terasa agak asin, akibat sumber air tawarnya, banyak
yang disedot oleh Yahudi.
Walaupun listrik sulit, dimana
pasokan listrik hanya sanggup memenuhi 30% kebutuhan, sehingga pemadaman
dilakukan secara bergilir setiap hari dengan model: 8 jam nyala, 8 jam padam.
Walaupun mereka terpaksa membangun
rumah, sebagiannya berasal dari sisa puing-puing rumah yg hancur oleh roket Yahudi.
Ya.. Rumah yang hancur itu mereka DAUR ULANG. Reruntuhan tembok dihaluskan,
dicampur semen baru dan dicetak menjadi batako baru, besi-besi di luruskan
kembali sebagai bahan tulangan beton.
Tiada yg tersisa.. Gazza benar benar
negeri yang ajaib. Kami tidak menemukan sebuah kotapun yang kami pernah
kunjungi, seperti ajaibnya Gazza. Kehidupan yang sulit, tidak mampu menutupi
semangat yang nampak dari mata mereka. Mulai dari buruh hingga perdana
menterinya, semua bercerita dengan penuh semangat, "Bahwa suatu saat, kami
akan merebut al-Quds. Kami akan mengusir Yahudi itu dari negeri kami.."
Subhanallah.. Walaupun sebagian dari
mereka hanya sanggup makan sehari sekali, namun kami selama 5 hari di Gazza, tidak
menemukan SATU ORANG PENGEMIS pun..!!! Gazza benar-benar negeri ajaib. Dengan
ijin Allah, kami bisa bertamu ke rumah asy-Syahid Syaikh Ahmad Yassin. Di sana
kami disambut oleh istrinya, ditunjukkan kursi roda yg biasa dipakainya, dan
ditunjukkan kursi roda serta selendang coklat yg dipakainya terakhir, sebelum
roket memecahkan badannya, dan menyisakan hanya kepalanya. Dengan tegar
istrinya tersenyum dan bercerita tentang asy-Syahid.
Ketika saya meminta nasehat kepadanya,
ia berkata, “Saya hanya ingin supaya kalian menjadi Ahmad Yassin..!” Allahu Akbar
walillahilhamd. Kami juga sempat sholat di masjid yg dipakai I'tikaf terakhir
beliau, yg ujung menaranya hancur, dan tidak dibangun ulang karena dijadikan
monumen perlawanan. Allahu akbar.. Tak henti kami bertakbir.. Teringat ucapan
beliau, syaikh ahmad yassin: MAN NADZDZARO NAFSAHU LIYA-'ISA LI DIINIHI,
FASAYA-'ISA MUTIBAN. WALAKINNAHU SAYAHYA ADZIMAN WA YAMUUTU ADZIMAN.
"Barangsiapa yang bernadzar akan dirinya, untuk hidup bersama agamanya.
Maka dia akan hidup dalam kelelahan, namun sesungguhnya ia (disamping lelah)
akan hidup dalam keagungan, dan menjemput kematian dengan keagungan".
Nasehat kematianmu wahai Syaikh Ahmad
Yassin, menjadi nasehat kehidupan buat kami, bahwa lelah dalam agama itu adalah
kemestian bagi kehidupan dan kematian yang agung. Kami juga mengunjungi
sebidang tanah kosong yang pernah menjadi rumah Prof. Dr. Nizar Qodar Royyan.
Rumah itu (dulunya) berlantai 4, lantai paling atas adalah perpustakaan yang
menampung lebih dari 80 ribu judul buku, dan merupakan perpustakaan terbesar di
Gazza. Roket Israel menghancurleburkan rumahnya, menimbunnya dan mensyahidkan
beliau, bersama 4 istrinya, dan 11 orang anaknya !!! Ada 2 anak yg tersisa, dan
bergegas mencari-cari sisa keluarganya dalam timbunan reruntuhan, namun dia
dapati semua syahid. Yang membuat hati kami bergetar, adalah dia (anaknya
bercerita langsung kepada kami) menemukan semua ibunya (4 istri beliau) syahid
dalam kondisi mengenakan jilbab! Padahal mereka di roket saat subuh, dan di
dalam rumah mereka sendiri, yang biasanya para wanita tidak mengenakan jilbab.
Seakan-akan, mereka telah mempersiapkan diri menghadap Allah dengan berpakaian.
Anaknya bercerita kepada kami, saat itu ia berkata, “Ya ummi.. Engkau menghadap
Allah bukan hanya diberikan kesyahidan.. Bahkan Allah memintamu menghadap-Nya
dengan berpakaian..!!” Allahu akbar walillahilhamd..
Kami juga berkesempatan bertemu dan
diterima langsung oleh PM Ismail Haniyah. Wahai ikhwah, cerita-cerita kepahlawanan
yg biasa kita dengar di buku, atau dituturkan oleh qiyadah, benar-benar kami
temui disini.
Satu hal lagi keajaiban mereka,
mereka adalah komunitas orang-orang yang selalu menepati janji dan disiplin dgn
waktu..! Gazza benar-benar negeri ajaib. Kedisiplinan itulah salah satu sendi
utama kekuatan wilayah itu yg mampu bertahan dan hidup ditengah gempuran Yahudi.
Mudah-mudahan kita bisa mengambil
ibroh dari semangat mereka untuk memperbaharui tekad, menjernihkan niat, berkorban
lebih banyak, menyambut agenda jama'ah dengan hati bersinar penuh semangat.
Ya Allah, menangkan kami atas kaum
yahudi.. Masih banyak peristiwa kepahlawanan yang kami temui, namun karena keterbatasan
ruang di media ini, kami tidak bisa sampaikan dalam milist ini.
Terakhir, sebagai bentuk pertanggung
jawaban, sebelum berangkat ke Gazza, kami dititipkan uang sejumlah total Rp
3.350.000 dari beberapa ikhwah, sebuah perhiasan rencong emas, dan cincin emas
bermata mutiara, serta sebuah coin. Alhamdulillah, uang tersebut kami bagi-bagikan
kepada yatim, sebagiannya kami belikan barang utk anak-anak TK. Adapun rencong
emas, kami hadiahkan langsung kepada JANDA asy-Syahid SYAIKH AHMAD YASSIN. Adapun
cincin emas, kami hadiahkan kepada JANDA Syaikh Rantissi. Adapun coin, karena
ada logo perusahaan tertentu, dengan alasan keamanan, kami serahkan ke KNRP di Jakarta.
Semoga semua pemberian antum, menjadi pemberat timbangan amal antum di
jannah-Nya. Amin..
Terlalu banyak cerita di Gazza yang
membuat semangat jihad berkobar..
Terlalu banyak cerita di Gazza yang
membuat air mata mengalir haru..
Terlalu banyak cerita di gazza yg
membuat bibir tersenyum..
Air mata.. Izzah.. Ukhuwwah..
KeIkhlashan.. Semua berhimpun di kota ini.. Benar-benar negeri yg ajaib.. Gazza
ya Gazza.. Suriqo minni ba'dho qolbi.. Wahai Gazza.. Telah kaucuri sebagian
hatiku bersamamu..
subhaanallaah...
BalasHapusmalulah kita pada diri sendiri.....
BalasHapus