Sabtu, 19 Mei 2012

Cerita Jihad dari Gaza

Alhamdulillah, pd hari sabtu 12mei 2012. Dengan izin Allah SWT. Kami delegasi Indonesia dari unsur ASPAC, KNRP, PKPU, Dewan Dakwah, ADARA dan SALIMAH (13orang) berhasil masuk gazza. Kami tergabung dalam program Syaddurrihal, yang mana merupakan himpunan delegasi-delegasi dari berbagai negara di seluruh dunia, dalam event: Amnial Basmah (senyum yang bermil-mil panjangnya). Dengan tujuan memasuki gazza, dan menyuarakan kebebasan tanah Palestina dan al-Quds dari sana. 


Subhanallah.. Gazza memang benar-benar negeri ajaib. Di tengah blokade Israel yang mencekik, negeri itu bertahan dengan kekuatan yang sempurna. Walaupun air bersih sangat sulit (sebagian besar harus minum pakai air mineral yang dipasok dari luar) karena air yang ada di instalasi air, terasa agak asin, akibat sumber air tawarnya, banyak yang disedot oleh Yahudi.

Walaupun listrik sulit, dimana pasokan listrik hanya sanggup memenuhi 30% kebutuhan, sehingga pemadaman dilakukan secara bergilir setiap hari dengan model: 8 jam nyala, 8 jam padam.

Walaupun mereka terpaksa membangun rumah, sebagiannya berasal dari sisa puing-puing rumah yg hancur oleh roket Yahudi. Ya.. Rumah yang hancur itu mereka DAUR ULANG. Reruntuhan tembok dihaluskan, dicampur semen baru dan dicetak menjadi batako baru, besi-besi di luruskan kembali sebagai bahan tulangan beton.

Tiada yg tersisa.. Gazza benar benar negeri yang ajaib. Kami tidak menemukan sebuah kotapun yang kami pernah kunjungi, seperti ajaibnya Gazza. Kehidupan yang sulit, tidak mampu menutupi semangat yang nampak dari mata mereka. Mulai dari buruh hingga perdana menterinya, semua bercerita dengan penuh semangat, "Bahwa suatu saat, kami akan merebut al-Quds. Kami akan mengusir Yahudi itu dari negeri kami.."

Subhanallah.. Walaupun sebagian dari mereka hanya sanggup makan sehari sekali, namun kami selama 5 hari di Gazza, tidak menemukan SATU ORANG PENGEMIS pun..!!! Gazza benar-benar negeri ajaib. Dengan ijin Allah, kami bisa bertamu ke rumah asy-Syahid Syaikh Ahmad Yassin. Di sana kami disambut oleh istrinya, ditunjukkan kursi roda yg biasa dipakainya, dan ditunjukkan kursi roda serta selendang coklat yg dipakainya terakhir, sebelum roket memecahkan badannya, dan menyisakan hanya kepalanya. Dengan tegar istrinya tersenyum dan bercerita tentang asy-Syahid.

Ketika saya meminta nasehat kepadanya, ia berkata, “Saya hanya ingin supaya kalian menjadi Ahmad Yassin..!” Allahu Akbar walillahilhamd. Kami juga sempat sholat di masjid yg dipakai I'tikaf terakhir beliau, yg ujung menaranya hancur, dan tidak dibangun ulang karena dijadikan monumen perlawanan. Allahu akbar.. Tak henti kami bertakbir.. Teringat ucapan beliau, syaikh ahmad yassin: MAN NADZDZARO NAFSAHU LIYA-'ISA LI DIINIHI, FASAYA-'ISA MUTIBAN. WALAKINNAHU SAYAHYA ADZIMAN WA YAMUUTU ADZIMAN. "Barangsiapa yang bernadzar akan dirinya, untuk hidup bersama agamanya. Maka dia akan hidup dalam kelelahan, namun sesungguhnya ia (disamping lelah) akan hidup dalam keagungan, dan menjemput kematian dengan keagungan".

Nasehat kematianmu wahai Syaikh Ahmad Yassin, menjadi nasehat kehidupan buat kami, bahwa lelah dalam agama itu adalah kemestian bagi kehidupan dan kematian yang agung. Kami juga mengunjungi sebidang tanah kosong yang pernah menjadi rumah Prof. Dr. Nizar Qodar Royyan. Rumah itu (dulunya) berlantai 4, lantai paling atas adalah perpustakaan yang menampung lebih dari 80 ribu judul buku, dan merupakan perpustakaan terbesar di Gazza. Roket Israel menghancurleburkan rumahnya, menimbunnya dan mensyahidkan beliau, bersama 4 istrinya, dan 11 orang anaknya !!! Ada 2 anak yg tersisa, dan bergegas mencari-cari sisa keluarganya dalam timbunan reruntuhan, namun dia dapati semua syahid. Yang membuat hati kami bergetar, adalah dia (anaknya bercerita langsung kepada kami) menemukan semua ibunya (4 istri beliau) syahid dalam kondisi mengenakan jilbab! Padahal mereka di roket saat subuh, dan di dalam rumah mereka sendiri, yang biasanya para wanita tidak mengenakan jilbab. Seakan-akan, mereka telah mempersiapkan diri menghadap Allah dengan berpakaian. Anaknya bercerita kepada kami, saat itu ia berkata, “Ya ummi.. Engkau menghadap Allah bukan hanya diberikan kesyahidan.. Bahkan Allah memintamu menghadap-Nya dengan berpakaian..!!” Allahu akbar walillahilhamd..

Kami juga berkesempatan bertemu dan diterima langsung oleh PM Ismail Haniyah. Wahai ikhwah, cerita-cerita kepahlawanan yg biasa kita dengar di buku, atau dituturkan oleh qiyadah, benar-benar kami temui disini.

Satu hal lagi keajaiban mereka, mereka adalah komunitas orang-orang yang selalu menepati janji dan disiplin dgn waktu..! Gazza benar-benar negeri ajaib. Kedisiplinan itulah salah satu sendi utama kekuatan wilayah itu yg mampu bertahan dan hidup ditengah gempuran Yahudi.

Mudah-mudahan kita bisa mengambil ibroh dari semangat mereka untuk memperbaharui tekad, menjernihkan niat, berkorban lebih banyak, menyambut agenda jama'ah dengan hati bersinar penuh semangat.

Ya Allah, menangkan kami atas kaum yahudi.. Masih banyak peristiwa kepahlawanan yang kami temui, namun karena keterbatasan ruang di media ini, kami tidak bisa sampaikan dalam milist ini.

Terakhir, sebagai bentuk pertanggung jawaban, sebelum berangkat ke Gazza, kami dititipkan uang sejumlah total Rp 3.350.000 dari beberapa ikhwah, sebuah perhiasan rencong emas, dan cincin emas bermata mutiara, serta sebuah coin. Alhamdulillah, uang tersebut kami bagi-bagikan kepada yatim, sebagiannya kami belikan barang utk anak-anak TK. Adapun rencong emas, kami hadiahkan langsung kepada JANDA asy-Syahid SYAIKH AHMAD YASSIN. Adapun cincin emas, kami hadiahkan kepada JANDA Syaikh Rantissi. Adapun coin, karena ada logo perusahaan tertentu, dengan alasan keamanan, kami serahkan ke KNRP di Jakarta. Semoga semua pemberian antum, menjadi pemberat timbangan amal antum di jannah-Nya. Amin..

Terlalu banyak cerita di Gazza yang membuat semangat jihad berkobar..
Terlalu banyak cerita di Gazza yang membuat air mata mengalir haru..
Terlalu banyak cerita di gazza yg membuat bibir tersenyum..
Air mata.. Izzah.. Ukhuwwah.. KeIkhlashan.. Semua berhimpun di kota ini.. Benar-benar negeri yg ajaib.. Gazza ya Gazza.. Suriqo minni ba'dho qolbi.. Wahai Gazza.. Telah kaucuri sebagian hatiku bersamamu..

Eko Anugraha P.


2 komentar: