(1) Jangan terlalu fokus dengan sebab-sebab materi untuk mencapai kemenangan, tapi kurang fokus pada رَبُّ الْاَسْبَاب "Rabbul Asbaab" (Allah yang menjadi Tuhan/Pemilik dari sebab-sebab).
(2) Jangan terlalu fokus dengan manajemen, idariyah, takhtith (perencanaan), tapi kurang fokus dalam hak-hak Allah. Takhtith dan manajemen baru efektif kalau dilakukan oleh tangan yang berwudhu, kening yang banyak sujud, jiwa yang khusyu', hati yang tenang dan tunduk pada Allah. Tanpa itu, sehebat-hebatnya manajemen dan takhtith yang dilakukan takkan memberi kemenangan.
(3) Apa yang dianggap orang adalah nafilah (sunah), bagi antum bernilai faridhah (wajib). Dimana posisi antum dalam tilawah minimal 1 juz sehari? Dimana posisi antum dalam raka'at-raka'at saat malam? Dimana posisi antum dalam infak? Dimana posisi antum dalam raka'at dhuha?
(4) Lawan politik uang yang biasa dijadikan senjata lawan-lawan politik antum dengan akhlak, dengan ukhuwwah, dan dengan ubudiyah.... Bukan dengan uang juga.
(5) Senjata antum hanya dua: hubungan baik dengan Allah dan akhlak dengan manusia. Dengan itu, dua cinta berhimpun, cinta Allah dan cinta manusia. Ustadz al-Banna mengatakan: nahnu nuqaatil an naas bil hubb (Kita menaklukan manusia dengan cinta).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar